Warga Transmigrasi Kurang Diperhatikan

Senin 01-02-2016,12:20 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

CURUP, BE - Keberadaan 25 kepala keluarga (25) transmigrasi asal Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta yang ada di lokasi Transmigrasi 25 Desa Pal 7 Kecamatan Bermani Ulu Raya (BUR) nyaris terisolir. Hal tersebut dikarena selama lima tahun terakhir kawasan tersebut tak tersentuh bantuan pemerintah. Bahkan untuk sarana utama di kawasan tersebut masih sangat minim. Untuk penerang saja saat ini masih menggunakan penerangan seadanya atau belum tersentuh jaringan listrik. Begitu juga dengan jalan menuju lokasi yang hanya jalan tanah seperti baru dibuka dulu. \"Dengan kondisi ini kami sangat kesulitan untuk mengeluarkan hasil bumi,\" ungkap ujar Wagito (60), warga setempat. Menurut Wagito, meskipun mereka sudah lebih dari lima tahun berada di kawasan tersebut, hingga saat ini mereka belum bisa menikmati hasil bumi dari lahan transmigrasi yang diberikan pemerintah. Hal tersebut karena tanah tersebut mereka tanami karet dan sawit. \"Kita benar-benar harus memulai dari awal, karena saat diterima tanahnya masih semak belukar, selain itu jenis tanah di sini tidak cocok ditanami sayur sehingga kita terpaksa menanam karet dan sawit,\" aku Wagito. Ia mengaku selama lima tahun terakhir, bersama warga lainnya belum pernah mendapat sentuhan bantuan dari pemerintah. Pernah ada pembangunan jalan hotmix sepanjang 1 kilometer mulai dari tepi jalan lintas Curup-Muara Aman menuju lokasi trans ini. Sisanya sepanjang 4 KM masih berupa tanah dengan lebar 3 meter. Senada disampaikan Heri (40), warga setempat, sejak pertama kali tiba di Rejang Lebong dan menempati perumahan transmigrasi belum pernah mencicipi aliran listrik serta bantuan lain dari pemerintah daerah, khususnya bidang pertanian. \"Saat ini penerangan kita masih menggunakan tenaga surya yang dibeli swadaya oleh masyarakat,\" jelasnya. Bahkan menurut Heri untuk petugas penyuluh lapangan saja belum ada yang masuk kekawasan transmigrasi tersebut. \"Ada PPL hanya mengirimkan surat dan menitipkannya kepada warga Desa Pal 7 jika ada pemberitahuan. Padahal, di lokasi kami ini sangat cocok untuk pertanian, terlebihlagi, aliran air yang melewati desa kami ini selalu melimpah,\" jelasnya. Untuk mendapatkan sentuhan pembanguan dari Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Heri mengaku sejak tahun 2011 lalu ia bersama warga di kawasan tersebut sudah berulang kali menyampaikan proposal  baik unuk pertanian, listrik dan lainya, namun belum pernah diamini oleh pemerintah. \"Selain 25 KK warga trans, di lokasi tersebut juga ada 17 KK yang tinggal di petalangan pertanian berjarak 30 meter dari ujung lokasi trans 25 ini pak,\" akhir Heri.(251)

Tags :
Kategori :

Terkait