Bengkulu Terancam Kekosongan Gubernur

Jumat 27-11-2015,11:16 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Provinsi Bengkulu terancam terjadi kekosongan gubernur, karena masa jabatan Gubernur H Junaidi Hamsyah akan berakhir Minggu, 29 November besok. Sedangkan jadwal pelantikan caretaker atau penjabat gubernur yang baru, hingga kemarin siang (26/11) belum ada kejelasan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Drs H Sumardi MM saat dimintai keterangannya mengenai pelantikan caretaker gubernur Bengkulu, ia mengaku belum bisa memastikannya. Semestinya pelantikan dilakukan 30 November agar tidak terjadi vakum of power atau kekosongan kekuasaan di Provinsi Bengkulu. \"Sampai hari ini belum jelas jadwalnya karena belum ada bocorannya, kan masih ada besok (hari ini,red),\" kata Sumardi usai menghadiri Perpisahan Purna Tugas Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu di halaman Kantor Gubernur Bengkulu, kemarin. Sumardi menjelaskan, Pemprov Bengkulu sama sekali belum mendapatkan pemberitahuan terkait rencana pelantikan Penjabat Gubernur Bengkulu tersebut, namun dari ketentuan yang ada, seharusnya 1 hari setelah masa jabatan gubernur definif ini habis yakni pada tanggal 30 November 2015, maka akan langsung dilantik Penjabat Gubernur. Apakah pelantikannya ditunda? Sumardi mengaku juga belum mendapatkan informasi mengenai penundaannya. Karena itu, ia optimis pelantikan akan tetap berlangsung pada tanggal yang sudah ditetapkan, 30 November 2015. \"Informasi mengenai penundaan juga belum ada, kemungkinan besok (hari ini,red) Keputusan Presidennya sudah turun sehingga pelantikan tidak tertunda. Untuk kepastiannya, kita lihat saja,\" paparnya. Meski belum ada kejelasan, Pemerintah Provinsi Bengkulu sudah siap untuk menghadiri pelantikan pelantikan caretaker gubernur tersebut untuk mendampingi mantan Gubernur G Junaidi Hamsyah bersama istrinya. Pelantikan sendiri akan dilakukan di Jakarta, dan hanya pejabat tertentu saja yang akan menghadirinya. \"Nanti pelantikannya di Jakarta, yang diundang juga tidak banyak, ketua DPRD dan FKPD, para asiten dan plt Sekda. Selain itu pak Junaidi Hamsyah sebagai mantan gubernur juga akan hadir,\" imbuhnya. Saat ditanya siapa yang akan menjadi caretaker gubernur Bengkulu, Sumardi memprediksi kemungkinan salah satu dari 2 nama yang sudah santer disebut-sebut sejak beberapa waktu lalu. Keduanya adalah Muhamad Marwan, yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Bina Pembangunan Daerah dan Zudan Arif Fakrulloh, yang saat ini menjabat Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri. \"Salah satunya Muhamad Marwan, tapi beliau memasuki masa pensiun jadi sepertinya akan diganti. Ada juga nama Zudan Arif Fakrulloh, yang mana akan dilantik nanti saya belum tahu,\" demikian Sumardi. Gubernur dan Wagub Pamitan Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah SAg MPd dan istrinya Hj Honiarty SAg serta Wakil Gubernur Sultan B Najamudin, kemarin (26/11) pamitan kepada pejabat dan ratusan PNS di lingkungan Sekretarita Daerah (Setda) Pemerintah Provinsi Bengkulu. Gubernur dan wakilnya pamit karena masa baktinya akan berakhir Minggu (29/11) besok. Dalam kesempatan itu, Junaidi menyampaikan bahwa selama menjalankan tugas banyak hal yang sudah dilewati dan banyak prestasi telah diukir. Namun ia sadar sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. \"Ibarat perjalanan, kita sudah sampai di terminal. Atas prestasi yang sudah diraih, itu bukan kerja saya, tapi hasil kerja kita semuanya,\" kata Junaidi. Ia juga berceritya bahwa memimpin pemerintahan bukan pekerjaan mudah baginya. Apalagi ia bukan politisi melainkan dirinya berasal dari keluarga kalangan biasa dan perjalanannya berangkat dari tukang tagih relevisi, sales buku, guru MIN di Bengkulu Tengah, guru MAN 2 Kota Bengkulu hingga menjadi wakil gubernur. \"Itu perjalanan yang cukup panjang, bermimpi saja untuk menjadi gubernur saya tidak berani, apalagi bercita-cita. Namun takdir Allah berkata lain, maka selama menjadi wakil gubernur, plt gubernur dan menjadi gubernur saya jalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,\" ujarnya. Jika selama memimpin terdapat kesalahan dan kekurangan, ia menyampaikan permohonan maaf maklum dirinya masih tergolong muda dengan usia 40 tahun saat dilantik menjadi Wakil Gubernur Bengkulu pada 29 November 2010 lalu. \"Saya sebenarnya tidak pernah marah, cuma kadang-kadang emosi saja. Saya mohon maaf, maklum masih masih muda,\" kelakarnya. Ia menyadari sepenuhnya, bahwa menjadi pemimpin lebih banyak yang tidak disenangi dibadingkan dengan orang yang senang, namun pemimpin wajib senang kepada bawahannya. Selain itu, Junaidi juga berpesan kepada pejabat dan PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk tetap mempertahan prestasi besar yang telah diraihnya, yakni opini Wajat Tanpa Pengecualian (WTP) selama 4 tahun berturut-turut. Mempertahannya bukan perkara mudah, terlebih mulai tahun ini penyajian laporan berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni menggunakan sistem akrual. \"Siapapun gubernur yang terpilih nanti, saya pesan pertahankan WTP untuk yang ke 5 tahun dan untuk seterusnya,\"imbuh Junaidi. Tidak hanya itu, setelah tidak lagi menjadi gubernur, ia dan istrinya akan mengabdikan diri sebagai dosen di IAIN Bengkulu. Untuk itu, ia meminta doa agar diberikan kesuksesan dibidang yang ditekuninya itu. Wakil Gubernur Sultan B Najamudin dalam sambutannya menegaskanya bahwa ia semua pemimpin dan wakilnya memiliki niat yang baik untuk membangun Provinsi Bengkulu menjadi lebih baik. Sebagai manusia biasa, ia mengaku tak terlepas dari kekurangan. \"Masa jabatan kami berakhir sudah hukum alam, karena waktunya sudah tiba. Sebenarnya saya saat ini dalam keadaan masih cuti, namun saya tetap hadir untuk pamitan ini karena saya sangat cinta kepada birokrasi saya,\" ucapnya. Jika terpilih menjadi gubernur Bengkulu pada Pilkada 9 Desember mendatang, Sultan berjanji akan mensejahterakan semua PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu maupun PNS di kabupaten kota dengan tetap mengacu pada regulasi yang ada. Menurutnya, kesejahteraan PNS tidak bisa diabaikan, karena PNS adalah ujung tombak dari birokrasi. (400)

Tags :
Kategori :

Terkait