TNI AU Amankan Pilot Amerika

Rabu 11-11-2015,14:20 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Adegan menegangkan berlangsung di langit Ambang Batas Laut (Ambalat), wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara. Sebuah pesawat Cessna bermesin baling-baling tunggal dengan nomor lambung N96706 dikepung dua Sukhoi SU 30-MK 2 milik TNI Angkatan Udara. Kemarin (9/11), pukul 14.35 Wita, pilot berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS) itu diturunkan paksa di Bandara Juwata, Tarakan. Pesawat putih itu masuk wilayah Indonesia tanpa izin. Di bandara Juwata, personel Pangkalan Angkatan Laut (Lanud) Tarakan bersiaga dengan persenjataan lengkap. Sekitar 60 personel Lanud Tarakan mengepung pesawat asing dengan senjata mengarah ke pesawat. Tak lama kemudian, seorang pria gempal dengan tinggi sekitar 170 sentimeter keluar dari pesawat. Dia digiring menuju sebuah ruangan. Di sana, pria yang diketahui bernama James Patrick Murphy itu diinterogasi kurang lebih satu jam. Komandan Lanud Tarakan Letkol Pnb Tiopan Hutapea menyatakan, Murphy berasal dari angkatan laut Amerika Serikat. Di lingkungan marinir, dia berpangkat lieutenant colonel reserve. “Kalau di Indonesia, itu adalah pangkat tituler atau pangkat tidak efektif. JP Murphy adalah bagian dari pasukan cadangan militer atau sebuah organisasi militer yang terdiri dari warga negara yang menggabungkan peran militer dengan karier sipil,” terangnya. Dari hasil interogasi, pilot diketahui sama sekali tidak memiliki dokumen perizinan untuk terbang di wilayah Indonesia. Mestinya, izin itu diberikan dari tiga instansi pusat. Izin flight clearance dikeluarkan Markas Besar TNI, flight approve dari Kementerian Perhubungan, dan dokumen izin dari Kementerian Luar Negeri. Murphy sempat menolak didaratkan paksa. Ketika di atas, terang Tiopan, Murphy merasa tidak bersalah. Dia berpikir izinnya sudah ada karena diurus perusahaan. Murphy diketahui terbang untuk urusan sebuah perusahaan. Sebelum terbang dari Filipina menuju Selectar, Malaysia, Murphy sempat menanyakan izin melintasi wilayah Indonesia kepada perusahaan. Dari penjelasan perusahaan, Murphy mengatakan, izin sudah diurus. Dia percaya lantas berangkat tanpa benar-benar memastikan izin tersebut. “Memang, perjalanannya untuk urusan perusahaan. Tidak pula ditemukan senjata api. Dia dalam kondisi sehat dan tidak mabuk,” lanjut Tiopan. Belakangan, Murphy mengakui kesalahan. Dia mengatakan, tidak benar-benar melihat dokumen fisik perizinan melintasi wilayah Indonesia. Tiopan menyatakan, segera melaporkan dan melimpahkan kasus itu ke komando atas Lanud seperti Kops AU 2, Kosekhahutnas, KASAU, dan Panglima TNI. Kejadian itu disebut bukan level sederhana. Sudah masuk level strategis karena menyangkut antarnegara. “Tidak menutup kemungkinan antarkepala negara. Yang jelas, kami sudah tegaskan wilayah kita sudah betul-betul dijaga,” urainya. Mayor PNB Anton Pallaguna, pilot Sukhoi yang mengawal penurunan paksa, mengatakan bahwa Murphy membuat tiga pelanggaran. Pertama, masuk area terlarang yakni Ambalat. Indonesia sudah mempublikasikan bahwa kawasan yang diduga memiliki blok kaya minyak dan gas bumi itu wilayah terlarang. Tidak boleh dilewati tanpa izin. Publikasi disampaikan secara internasional. “Kalau memang memiliki izin, tetap tidak boleh memasuki wilayah tersebut,” jelas Anton. Pelanggaran kedua Murphy yakni melewati batas negara Indonesia tanpa izin. Pelanggaran terakhir adalah pesawat asing itu tidak melengkapi syarat utama untuk masuk ke Indonesia. Murphy, kata mayor Anton, mengaku telah berhati-hati. Setahun lalu, Murphy mengatakan, sempat mendengar seorang pilot dari Australia yang didaratkan secara paksa di wilayah Indonesia. “Dia tidak mau kejadian ini terjadi kepadanya. Sebenarnya dia sudah tanya kepada perusahaannya. Dan, perusahaannya berkata semuanya sudah beres,” terangnya. Namun, Murphy telah mengaku bahwa kesalahan terbesarnya adalah tidak melihat bukti fisik dokumen perizinan.  “Begitu dicegat di atas, dia mengatakan telah memiliki dokumen. Namun, yang dapat diperlihatkan hanya flight plan. Namun, dia cukup kooperatif,” ujarnya. Dari pantauan Radar Tarakan (Jawa Pos Group), barang-barang Murphy digeledah. Ditemukan beberapa lembar pakaian, dompet, botol minuman kaca, senter kuning, tempat kartu nama, dan barang pribadi yang lain. Anton mengatakan, dia bersama Mayor Baskoro, pilot Sukhoi yang lain, sedang latihan rutin. Mereka berlatih pengeboman di Makassar. Saat mengetahui pesawat asing masuk Ambalat, keduanya diperintahkan menjalankan force down. “Dia mulai terdeteksi sejak 400 nautical mile atau 800 kilometer sebelum masuk Indonesia. Radar kami menangkap arah pesawat ini masuk wilayah Tarakan,” ujar Anton. Dia sempat menunggu sebelum benar-benar menjalankan perintah force down. “Dia tidak cegat saat di perairan internasional. Kami ingin melihat dia melanggar atau tidak. Ketika dia melewati batas negara, langsung dicegat di ketinggian 8.500 kaki,” jelasnya. (JPG)

Tags :
Kategori :

Terkait