BENGKULU, BE - Setelah membaca berita di Bengkulu Ekspress, Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE langsung menjemput Suratmi (43) di kedimaannya untuk menjalani pengobatan. Walikota langsung membawa korban ke Rumah Sakit Kota Bengkulu menggunakan kendaraan dinasnya. Dengan kondisi perut sudah bolong dan mengeluarkan aroma bau tidak sedap, korban didudukan di samping walikota menuju RS Kota Bengkulu di Jalan Basuki Rahmad Kota Bengkulu.
Walikota memastikan biaya pemberangkatan korban dan seorang pendamping ke Jakarta ditanggung pemerintah melalui tim medis RS Kota yang diperintahkan mengurus semua proses pengobatan korban hingga dapat menjalani operasi pengangkatan tumor. Pemimpin dengan jenggot khasnya tersebut mengajak korban dan keluarga untuk bersabar agar proses penyembuhan dapat berjalan dengan baik sehingga korban mendapatkan kesembuhan dari Allah SWT. \"Ibu terus berzikir dan berdo\'a agar Allah memberikan kesembuhan. Sebab penyakit itu datang dari Allah dan hilang juga karena Allah,\" ucap Walikota menenangkan korban.
Setibanya dirumah sakit andalan Pemerintah Kota Bengkulu itu, korban langsung ditangani petugas medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD) guna memastikan kondisi korban sebelum diberangkatkan ke Jakarta. \"Ibu urus semua kebutuhan adminsitrasi agar ibu ini dapat dirujuk dan menjalani operasi kondisinya sudah sangat parah ini,\" tegas Walikota memberikan instruksi kepada Petugas di RS Kota dan Sekda Marjon.
Walikota juga memerintahkan Sekda agar berkoordinasi dengan perwakilan di Jakarta agar dapat memproses keperluan pengobatan korban. \"Urus jaga untuk kendaraan yang akan akan digunakan di Jarkata dari bandara ke rumah sakit. Siapkan juga ambulan di sana, agar korban tidak kesulitan di sana nantinya,\" terangnya.
Walikota telah memerintahkan jajaran terkait untuk memberangkatakan korban ke Jakarta hari ini (13/10) supaya segera mendapatkan pertolongan medis. Karena kondisi korban sudah sangat parah dengan kondisi perut terus mengeluarkan nanah dan bau busuk sangat menyengat. \"Penanganan harus segera karena ini sudah sangat parah, saya berterima kasih kepada Bengkulu Ekspress yang sudah memberikan informasi. Saya harapkan penanganan berjalan dengan baik,\" ujar Walikota.
Politisi PAN menyampaikan agar Camat, Lurah dan Ketua RT se-Kota Bengkulu proaktif melihat kondisi warganya, sehingga kasus-kasus seperti Suratmi dapat dipantau dan langsung diberikan pertolongan. \"Camat, Lurah dan RT jangan keliling-keliling saja tetapi pantau kondisi warganya jika ada kasus laporkan segera melapor kita ada RS Kota yang dapat melayani pengobatan,\" ungkapnya.
Menurutnya saat ini tidak ada alasan warga miskin untuk tidak mendapatkan dan menjalani pengobatan medis. Sebab Pemerintah Kota sudah memfasilitasi sarana dan prasarana agar seluruh masyarakat Kota Bengkulu mendapatkan pelayanan medis dengan baik. Sehingga semua persoalan kesehatan dapat diatasi dengan baik oleh petugas medis ditugaskan Pemerintah. \"Jadi sekarang ini tidak ada alasan apapun bahwa warga miskin tidak mau berobat semua sudah disediakan jaluranya dan pelayanannya. Jadi jika ada tetangan atau warga sekitar kediaman anda mengalami kondisi seperti ini (Suratmi) atau sakit lainya silahkan laporkan terutama ke RS Kota agar dapat melakukan tindakan,\" tegas Walikota.
Sebelumnya, kemiskinan yang dialaminya membuat Suratmi (43) warga RT 05 RW 04 Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar hanya bisa pasrah. Tumor ganas telah menggerogoti perutnya hingga bolong. Kondisinya semakin memburuk, karena saat ini lubang besar yang menganga lebar itu mengeluarkan aroma busuk sebab lubang tersebut selalu mengeluarkan kotoran setiap harinya (BAB).
Sejak divonis mengidap kanker ganas oleh dokter Rumah Sakit di Malaysia awal tahun lalu, kondisi Suratmi yang saat itu menjadi tenaga kerja wanita (TKW) terus memburuk. Bahkan berat tubuhnya menyusut drastis akibat pencernaan sudah tidak dapat mengolah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Setiap makanan yang dikonsumsi korban selalu dikeluarkan kembali melalui lubang besar perutnya. Tanpa dapat banyak bersuara, korban hanya meringis kesakitan setiap harinya. Semua keluarga juga sudah tidak mampu berbuat banyak, sebab korban hanya bisa menjalani operasi pengangkatan tumor di Jakarta dan membutuhkan dana yang cukup besar bagi keluarga miskin tersebut. (320)