BENGKULU, BE - Manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bengkulu, mengeluhkan seringnya terjadi pemadaman listirk secara bergilir yang terjadi di Kota Bengkulu sejak beberapa pekan terakhir. Pasalnya, pemadaman tersebut dinilai merugikan pihak PDAM, karena menggangu operasional PDAM, selaku perusahaan yang fokus pada pelayanan masyarakat.
Direktur PDAM Kota Bengkulu H. Sjobirin Hasan, mengatakan selain merugikan dari segi operasional, keluhan justru terus disampaikan masyarakat akibat air di wilayah mereka tak kunjung mengalir. Bahkan beberapa alat menjadi rusak akibat pemadaman yang terus terjadi.
“PDAM Kota Bengkulu telah berkoordinasi dengan pihak PLN, agar dalam waktu dekat ada solusi dalam menyelesaikan hal ini. Karena air adalah kebutuhan pokok yang menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata Sjobirin.
Selain itu, disampaiknnya bahwa distribusi distribusi air PDAM bergantung pada suplai energi PLN, jadi bukan hanya semata-mata dikarenakan lambannya pelayanan yang dilakukan oleh pihak PDAM. Justru untuk merespon dan mengantisipasi hal tersebut pihak PDAM telah berupaya melakukan droping air bersih secara gratis kepada masyarakat, karena selain sebagai bentuk bantuan musim kemarau juga sebagai antisipasi dari pemadaman listrik tersebut.
\" Mungkin masyarakat banyak yang belum tahu, bahwa kendala yang terjadi beberapa bulan ini dikarenakan sering matinya PLN. PDAM memerlukan suplai energi dari PLN untuk bisa memproduksi dan mendistribusikan air kepada pelanggan,” terangnya.
Lanjutnya, tanggung jawab pemerintah kota terhadap hajat orang banyak berupa ketersediaan air bersih telah didelegasikan secara terstruktur kepada PDAM. Hanya saja, produksi dan distribusi air bersih terkendala oleh suplai energi dari PLN yang secara rutin mengalami pemadaman secara bergilir. Perlu diketahui, jika setengah jam saja PLN mati, maka PDAM membutuhkan waktu dua jam untuk kembali normal mendistribusikan air ke pelanggan. Maka dari itu, pihaknya meminta agar masyarakat untuk dapat memahami persoalan yang terjadi.
“Jangan sampai terjadi kesalahan persepsi di sini, sebenarnya distribusi air PDAM ke pelanggan sangat tergantung dengan suplai energi dari PLN. Untuk itu, masyarakat diharapkan dapat memahami hal ini,” ujarnya. Menurutnya, meskipun produksi dan distribusi air dapat disuplai melalui genset, namun tidak dapat secara optimal mendistribusikan air yang berasal dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Surabaya dan IPA Nelas yang berjumlah 600 liter per detik.
“Tidak ada satu pun PDAM di Indonesia yang menggunakan genset untuk mendistribusikan air ke pelanggan dalam kapasitas yang besar,”ujarnya. (805)