BENGKULU, BE - Sri Wahyuni (30), warga Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu melapor ke Polda Bengkulu, Minggu (20/9) pagi. Soalnya, buah hatinya yang baru dilahirkan di RSMY Bengkulu tanggal 29 Agustus 2015 lalu, menghilang.
Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs HM Ghufron MM MSi melalui Kabid Humas AKBP Sudarno SSos MH, membenarkan adanya laporan korban.
\"Benar laporan sudah diterima dan akan kita selidiki,\" tukas Sudarno.
Dalam laporannya, korban menjelaskan peristiwa berawal ia melahirkan anaknya di RSMY Bengkulu, Sabtu, 29 Agustus 2015 lalu. Berhasil melahirkan anaknya berjenis kelamin wanita dalam keadaan normal. Kemudian korban diminta oleh petugas ruang kebidanan RSMY untuk menandatangani selembar surat kosong tanpa adanya penjelasan.
Lantaran masih dalam kondisi lemas dan setengah sadar serta didesak, akhirnya korban terpaksa menandatangani surat tersebut.
\"Saat itu saya masih dalam kondisi yang lemah dan tak tahu apa-apa, kepala saya saja masih merayang-rayang (pusing,red). Saya disuruh tanda tangan dan tak tahu isinya apa,\" kata korban.
Ditambahkan Sri, setelah menandatangani surat tersebut, korban langsung dibawa pulang oleh kakaknya, Ahmad Joni. Selanjutnya tanpa alasan yang jelas, oleh kakaknya korban diberi uang sebesar Rp 1,5 juta dan diminta untuk tak lagi mempertanyakan anaknya belum genap satu bulan tersebut.
Dan setelah kondisinya membaik dan hendak menanyakan keberadaan putrinya, Sabtu (19/9), pihak RSMY mengungkapkan bahwa anak korban sudah tak ada lagi disana.
\"Setiba dirumah saya dikasih uang oleh kakak saya, katanya dari bidan. Saya tak tau itu duit apa. Setelah saya tanya ke RSMY, katanya anak saya sudah tak ada lagi. Saya juga lupa petugas yang meminta saya untuk tanda tangan saat itu, kan petugasnya banyak. Saya hanya mau anak saya kembali,\" tambah Sri.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi Wakil Direktur (Wadir) Umum dan Keuangan RSMY Bengkulu, Aris Diyanto SKM mengakui adanya kejadian tersebut. Pun begitu, ia belum bisa memberikan keterangan lengkap terkait apa yang terjadi sebenarnya.
\"Kita cek dulu kronologinya, kita juga belum tahu pastinya seperti apa. Kita akan telusuri dulu kepada petugasnya,\" singkat Aris.(135)