BENGKULU, BE - Modal PT Bengkulu Mandiri (BM) yang nyangkut kepada pihak kedua atau yang belum berhasil ditagih masih cukup besar mencapai Rp 7 miliar lebih dari total piutang sebelumnya sebesar Rp 13 miliar lebih. Hal ini disampaikan mantan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT BM, Dr Effed Darta Hadi. \"Selama saya menjabat sebagai Plt PT BM sekitar 2 tahun, piutang yang berhasil ditagih sudah diatas 40 persen. Sisanya sekitar 50-an persen atau Rp 7 miliar lebih lagi masih dalam proses, dan itu akan ditagih oleh Plt Dirut yang baru nanti,\" kata Effed. Meskipun piutang yang tertagih ini tergolong kecil dalam kurun waktu selama 2 tahun, Effed mengaku hal tersebut merupakan prestasi yang cukup baik bagi pihaknya. Karena untuk menagih piutang itu bukan perkara mudah, karena kesepakatan meminjamkan uang itu kepada pihak kedua dilakukan manajemen PT BM sebelumnya. \"Ini agak sulit karena kita hanya menyelesaikan kebijakan pengurus yang lama,\" ujarnya. Hanya saja Effed enggan membongkar kendala atau permasalahan yang dihadapi pihaknya mengenai kesulitan menagih utang piutang tersebut. Mengenai kondisi PT BM saat ia meletakkan jabatannya, Effed mengaku kondisi perusahaan milik Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu itu sudah jauh membaik dibandingkan saat ia diminta untuk menjadi Plt Dirutnya sejak 2013 lalu. Hanya perbaikannya masih jauh dari harapan, karena kompleksnya permasalahan di tubuh BUMD itu. \"Sejak ditangan saya, ada progres positif dengan semakin membaiknya pengelolaan. Secara pengelolaan, kondisi 2015 ini sendiri jauh lebih baik dari 2014 lalu. Karena di tahun 2014 itu kondisinya tidak jauh berbeda dengan 2013, karena tidak punya modal uang tunai di kas perusahaan. Modal baru ada pada kuartal ke-3 tahun 2014 sehingga kami baru bisa bergerak untuk menjalankan usaha,\" paparnya. Selain secara pengelolaan sudah semakin membaik, Effed pun mengaku secara kerugian juga sudah menurun drastis. Menurunnya kerugian itu dikarenakan pihaknya melakukan efesiensi anggaran secara besar-besaran, seperti mengurangi jumlah tenaga kerja dari 36 menjadi 22 orang, pengurangan gaji dan sejumlah upaya lainnya. Namun di sisi kemampuan usaha, Effed mengaku memang masih rendah, karena PT BM saat ini baru menghidupkan kembali beberapa usahanya, seperti pembuatan advertising dan briket batubara. \"Secara pengelolaan sudah membaik, tapi secara kemampuan usaha memang masih rendah,\" akunya. Namun demikian, lanjutnya, sejak beberapa waktu lalu perusahaan PT BM sudah mampu membiayai operasionalnya sendiri yang membutuhkan anggaran sebesar Rp 1,5 hingga Rp 2 miliar pertahunnya. Dana operasional itu didapat dari keuntungan usahanya yang sudah mulai berjalan. \"Untuk benar-benar menyehatkan perusahaan ini, kedepan dibutuhkan kerja keras dari dirutnya untuk membenahi manajemennya terlebih dahulu. Karena selama 2 tahun saya disini manajemennya masih perlu dibenahi. Selain itu, perusahaan ini juga membutuhkan manajemen yang handal untuk mengawasi setiap usaha yang sedang berjalan, jika tidak diawasi, maka keutungan akan sulit didapat,\" tukasnya. (400)
Rp 7 M Piutang PT BM Belum Tertagih
Senin 14-09-2015,13:20 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :