BENGKULU, BE - Salah seorang jemaah calon haji (JCH), Zainal Syukri (58), warga asal Desa Purwadadi, Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara (BU), gagal menunaikan ibadah haji. Pemilik apotek Monalisa tersebut meninggal dunia saat menuju RSMY Bengkulu, sekira pukul 13.10 WIB, Minggu (30/8) kemarin.
Diketahui, korban yang direncanakan akan berangkat haji bersama sang istri ini memang sudah memiliki riwayat penyaki diabetes atau kencing manis.
Pantauan BE, siang kemarin, sang istri serta anggota keluarga korban langsung membawa jenazah pulang ke rumah duka untuk segera dimakamkan.
Menurut Ketua Tim Media Centre Haji Bengkulu 2015, Sukran Andres, Zainal Sukri tergabung dalam Kloter 8 Padang. Ia masuk asrama haji antara Bengkulu bersama 158 jamaah Bengkulu Utara lainnya. Saat itu sekitar pukul 12.00 WIB, kondisi Zainal Sukrin masih sehat dan bugar, tidak terlihat adanya tanda-tanda jamaah yang sakit. Rombongan inipun diterima panitia asrama haji dan dipersilakan untuk memasuki ruang istirahat yang sudah disiapkan.
Setelah memasuki ruang istirahat, Zainal Sukri yang didampingi istrinya hendak mengambil Wudhu karena akan menunaikan ibadah Zuhur, namun sebelumnya ia sempat mengeluhkan mual. Tak ada kecurigaan sedikitpun, Zainal Sukri langsung masuk ke kamar kecil yang tidak jauh dari kamarnya. Diduga Zainal Sukri terjatuh di kamar mandi, sehingga Zuraida, sang istri, berteriak saat meihat suaminya dalam kondisi tidak berdaya. Zuraida berteriak meminta tolong, teriakan itupun didengar JCH lainnya, dan langsung memberikan pertolongan. Tak selang beberapa lama panitia langsung bergegas menuju kamar bersangkutan. Selanjutnya panitia tim kesehatan langsung memberikan pertolongan pertama, namun kondisinya belum ada perbaikan, akhirnya tim Kantor Kesehatan Pelabuhan langsung membawa Zainal Sukri untuk diangkut ke ambulance dan dirujuk ke RS M Yunus.
\"Mungkin sudah ajalnya, sebelum menerima perawatan tim medis di RS M Yunus, beliau sudah dipanggil ke Rahmatullah,\" ungkap Sukran.
Istri almarhum, Zuraida kata Sukran, memilih menunda keberangkatan ke tanah suci untuk melihat jenazah suaminya untuk terakhir kalinya sebelum disemayamkan di Desa Purwodadi. \"Istrinya menemani almarhum hingga proses pemakaman, sehingga dipastikan menunda keberangkatanya,\" jelasnya.
Disinggung mengenai biaya perawatan, Sukran menegaskan JCH tidak dikenakan biaya sepeserpun, karena seluruh biaya akan ditanggung oleh pihak asuransi, dan seluruh biaya penyelenggeraaan haji jamaah yang meninggal dunia akan dikembalikan kepada ahli waris.
Suasana Duka di Rumah
Tangis haru mewarnai kedatangan jenazah almarhum di rumah duka, saat jenazah datang dibawa menggunakan mobil ambulance sekitar pukul 16.30 WIB. Istri almarhum tidak dapat membendung air mata, begitu juga anak, sanak saudara yang menunggu kedatangan jenazah. Sebelum jenazah almarhum datang, rumah korban yang berlokasi di sekitaran Pasar Purwodadi ini sudah dipenuhi pelayat. Setelah jenazah almarhum datang, langsung dilakukan pengurusan jenazah hingga disalatkan dan dimakamkan di desa setempat.
Kerabat almarhum, H Suhatri Sukur, mengatakan, saat akan berangkat almarhum tampak sehat. Tidak ada yang dikeluhkan masalah kesehatannya. Hanya saja saat almarhum berkumpul dengannya malam hari sebelum berangkat, almarhum mengeluhkan tidak enak badan.
\"Almarhum mengeluhkan tidak enak badan sebelum berangkat, saya tidak menanyakan lebih jauh mungkin karena kelelahan. Pagi tadi saat pelepasan haji di Masjid Agung, saya ikut melepaskan, almarhum berpesan, tolong doakan supaya hajinya mabrur. Almarhum termasuk orang yang suka berolahraga terutama badminton, suka bersosialisasi serta aktif dalam organisasi,\" jelas Suhatri.
Sementara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, DR H Suardi Abbas SH MH, mengungkapkan, jika nantinya istri almarhum tetap mumutuskan untuk melanjutkan keberangkatanya tahun 2015 ini, pihaknya tentu akan tetap memfasilitasi hal tersebut dengan memberikan batasan waktu yang telah ditetapkan.
\"Terakhir keberangkatan itu tanggal 13 September, jika nantinya ingin berangkat akan kita berangkatkan. Namun tak bisa bersama CJH yang berasal dari Bengkulu. Bisa saja yang bersama CJH asal Surabaya, Medan atau Jakarta. Dan jika memilih untuk berangkat tahun depan, dia akan kita utamakan,\" tandas Suardi.
Pelepasan Kloter 8
Di sisi lain, proses penerimaan JCH Kloter 8 yakni 158 orang dari Bengkulu Utara (BU), 140 orang dari Mukomuko, 85 orang dari Kaur, 63 orang dari Bengkulu Tengah, 5 orang petugas Kloter dan 4 orang petugas TPHD, tetap melaksanakan tahapan-tahapan seperti pembagian living cost, pembagian gelang identitas, dan pemeriksaan kesehatan.
\"Pemeriksaan kesehatan akan dilanjutkan esok hari (Senin, 31/8) dan dilanjutkan proses x-ray. Hal ini berkaitan hari minggu petugas sebagian libur,\" kata
Ketua Tim Media Centre Haji Bengkulu 2015, Sukran Andres.
Dijadwalkan jamaah Kloter 8 akan dilepas pada pukul 16.00 WIB oleh Wakil Gubernur Bengkulu, Sultan Najamudin dengan penyerahan bendera kepada ketua Kloter 8. Selanjutnya JCH akan menuju bandara Fatmawati sekitar pukul 17.00 WIB, mereka akan diangkut dengan menggunakan 3 unit bus dan akan diberangkatkan ke Bandara Internasional Minangkabau, Sumbar.
\"JCH akan diberangkatkan pukul 21.00 WIB di BIM, dan diperkirakan pada pukul 02,05 WAS sudah tiba di Madinah pada 1 September 2015,\" tandasnya. (247/167/135)