CURUP, BE- Atina Mustafidah (19) terpaksa dipulangkan dari tempat kegiatan Suluk karena sedang dalam kondisi hamil. \"Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, yang bersangkuta masih hamil 2 bulan sehingga dianjurkan untuk pulang karena rentan akan keguguran,\" Ujar Bendahara Naqsyabandiyah, Ismul Khalidin, kemarin.
Memasuki pertengan ramadhan 1436 Hijriah, Sekretariat pengajian ilmu Tasawuf Thoreqoh Naqsyabandiyah yang ada di Desa Suka Datang Curup Utara kembali membuka latihan rohani zikir suluk gelombang kedua. Kegiatan Suluk Gelombang kedua ini dimulai sejak Sabtu (4/7) malam.
Dibandingkan dengan peserta pada gelombang pertama sebelumnya, peserta pada gelombang kedua kali ini jumlahnya lebih sedikit, dimana pada gelombang pertama jumlah pesertanya mencapai 547 jemaah, namun untuk gelombang kedua ini hanya diikuti oleh 141 orang. \"Untuk gelombang kedua ini diikuti oleh 141 orang dengan jemaah laki-laki sebanyak 94 orang sedangkan jemaah prempuan sebanyak 47 orang,\" ungkap.
Meskipun sebelumnya untuk gelombang kedua ini pesertanya diagendakan dari wilayah Bengkulu dan sekitarnya, namun juga diikuti oleh peserta dari luar daerah Bengkulu bahkan dari wilayah jawa. Peserta terjauh dari Bogor yaitu sebanyak 2 orang, kemudian dari Bandar Lampung sebanyak 11 orang. Selain itu Ismul menjelaskan, satu orang peserta asal Sarolangaun Jambi atas nama
Terkait dengan pelaksanaan Suluk gelombang kedua ini menurut Ismul akan dilaksanakan hingga Selasa (14/7) malam. Kegiatan suluk gelombang kedua ini dilakukan Sabtu malam setelah melakukan Shalat tarawih 11 rakaat. Dimana sebelumnya mereka melakukan buka bersama kemudian dilanjutkan dengan Shalat Maghrib, Isya dan tarawih berjamaah. \"Setelah tarawih jemaah kembali ke kelambu untuk berzikir hingga pukul 22.30 WIB, merek turun untuk mengikuti kaji hingga pukul 23.30 WIb kemudian kembali ke kelambu untuk berzikir hingga waktu sahur,\" ungka Ismul.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut ketua pelaksana Suluk M Edy Rusman menjelaskan, pada pelaksanaan suluk gelombang kedua ini pihaknya sudah mulai menerapkan 10 point kesepakatan dengan pihak Pakem beberapa waktu lalu. Hal tersebut mereka lakukan untuk memperbaiki pelayanan kepada para jemaah guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. \"Seluruh kesepakana akan kita laksanakan, salah satunya mengganti menu berbuka dari sagon menjadi buah-buahan serta sejumlah makana bergizi lainnya,\" ungkap Edy.
Dalam kesempatan tersebut Edy juga menegaskan bahwa pandangan yang menyatakan selama ini mereka tidak melaksanakan Salat Jumat adalah salah. Karena menurut Edy selama ini mereka selalu melaksanakan Salat Jumat dimasjid-masjid yang ada di sekitar lokasi suluk.(251)