KOTA MANNA, BE – Mapolres Bengkulu Selatan (BS) sangat serius untuk mengungkap peredaran pupuk oplosan atau asli tapi palsu (aspal) di BS. Hanya saja hingga saat ini penyidik tindak pidana tertentu (tipiter) Mapolres BS belum berani menyimpulkan pupuk yang disita itu palsu atau asli. Guna memastikan keaslian pupuk itu, penyidik Polres akan menguji keaslian pupuk tersebut ke laboratorium di ITB. “Untuk menguji keaslian pupuk yang kami sita dari beberapa kios, kami akan cek ke laboratorium BPPT Bengkulu dan Institut Pertanian Bogor (ITB) di Bogor,” kata Kapolres BS, AKBP Abdul Muis SIK melalui Pelaksana Tugas (Plt) Kasat Reskrim, Iptu Rizki Akbar, Rabu (25/3). Selain itu, kata Rizki, pihaknya juga masih terus melakukan pemeriksaan saksi-saksi, serya menunggu kepastian pupuk itu asli atau palsu berdasarkan hasil uji lab.
Kios Terancam Dibekukan Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian BS, Ir Wika Gatot Subroto MM, mengaku geram mendengar adanya kios pupuk di BS ada yang nakal. Dia memastikan akan memberikan tindakan tegas terhadap kios tersebut, jika nantinya terbukti pupuk yang dijual palsu. “Kios-kios yang pupuknya disita Polres itu terdaftar sebagai penyalur resmi pupuk ke petani, namun jika terbukti menyalurkan pupuk palsu, pasti akan kami ambil tindakan hingga pembekuan izin operasi,” ancamnya. Dikatakan Wika, di BS ada dua PT yang menyalurkan pupuk bersubsidi yakni PT Tazar yang mendistribusikan pupuk dari PT Pupuk Petro Kimia Gresik, dan PT Pertani yang menyalurkan pupuk dari Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang. Hanya saja, tugas Dinas Pertanian BS hanya mengawasi pendistribusian pupuk bersubsidi, sedangkan pengawasan terhadap pupuk non subsidi ada di Dinas Perdagangan. “Kalau pupuk subsidi itu kewenangan kami mengawasi peredarannya di BS, namun yang non subsidi kewenangan perdagangan,” ujarnya. Ditambahkan Wika, dengan adanya dugaan pupuk oplosan di BS ini, dirinya pun menghimbau kepada petani untuk lebih waspada yang membeli pupuk. Sebab dikhawatirkan membeli pupuk oplosan. Pasalnya pupuk oplosan itu tidak akan membuat tanaman menjadi tubuh subur. “Kepada petani saya ingatkan, jika mau membeli pupuk non subsidi, pastikan pada label yang tertera di karungnya ada tulisan SNI, jika tidak ada, berarti patut diduga itu palsu,” terang Wika.(369)