Tak Takut Tertimbun Batu

Senin 16-03-2015,16:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Ashari (42) warga Dusun Pal V Desa Air Kopras Kecamatan Lebong Utara harus berjuang keras untuk bisa bertahan hidup. Ia harus banting tulang memecah batu bebukitan yang cadas untuk menghidupi keluarganya. Meskipn sadar betul risiko pekerjaan yang ia hadapi sangat besar, bisa tertimpa reruntuhan batu bukit, namun tuntutan kebutuhan hidup  membuat lelaki ini tetap bertahan dengan pekerjaannya itu dibandingkan memilih mencari pekerjaan lain yang belum pasti hasilnya. Berikut kisahnya : Dwi Nopiyanto, Kabupaten Lebong Sudah lebih dari 5 tahun bukit di Desa Air Kopras terus digali oleh Ashari warga Dusun Pal V Desa Air Kopras. Ashari bekerja menjadi pemecah sekaligus penjual batu. Ia tidak peduli keselamatan serta resiko besar yang dihadapinya kemungkinan bisa tertimpa batu, yang ada difikirannya hanyalah anak dan istrinya di rumah bisa makan demi keberlangsungan hidupnya yang ia kais dari memecah dan menjual batu. Bapak 3 orang anak ini mengaku setiap harinya dia mampu menghasilkan sekitar satu kubik batu pecah yang akan dijualnya dengan harga Rp 60 hingga 70 ribu perkubiknya. Batu-batu tersebut diperolehnya dari bukit yang diruntuhkannya. Sebagian tanah dari bukit tersebut diberikannya pada siapa yang membutuhkannya untuk timbunan bangunan. Bahkan tanah timbunan Rumah Dinas Bupati, Kantor BLHKP, serta kantor BKD lebong ditimbun dari tanah miliknya. \"Ya untuk penghasilan minimal Rp 70 ribu perhari, itupun kalau ada yang membeli batu. Kalau tidak ada ya numpuk saja batu yang saya pecahkan itu. Tapi saat ini alhamdulillah setiap hari ada saja yang membeli batu, apalagi nanti masuk musim proyek jadi banyak yang beli batu,\" katanya kepada BE sambil memegang martil pemecah batu. Ditanyakan apakah tidak takut akan resiko tertimbun tanah longsoran bukit setinggi 30 Meter tersebut, dirinya dengan enteng mengatakan, \"Ya itu sudah resikonya\". Dirinya tidak terlalu memikirkan keselamatannya dalam bekerja, namun ia lebih memikirkan resiko saat menjatuhkan batu besar dari atas bukit karena takut batu tersebut menggelinding ke jalan, sehingga menyebabkan kecelakaan. \"Ya saya terkadang takut saat hendak menjatuhkan batu dari atas (Bukit,red). Jadi kapan saya hendak menjatuhkan batu besar saya meminta bantuan teman untuk melihat kondisi dijalan apakah ada pengendara atau tidak. Takutnya saat menjatuhkan batu menggelinding ke jalan. Selain itu tujuan saya meratakan bukit ini agar jalan tikungan menuju Air Putih ini bisa lebar, sehingga pandangan pengendara bisa luas dan tidak menimbulkan kecelakaan,\" pungkasnya.(**)

Tags :
Kategori :

Terkait