BENGKULU, BE – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu kembali menggencarkan razia pekerja seks komersil (PSK) di eks Terminal Air Sebakul, kemarin (5/3). Dalam razia ini, Satpol PP Kota kembali kecolongan. Sebab, ketika tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, PSK yang biasa mangkal di eks terminal ini sudah tak terlihat. Kepala Bidang Ketertiban Umum (Ketibum) pada Satpol PP Kota Bengkulu, Suardi SH MH, mengatakan, besar kemungkinan bahwa razia yang akan mereka lakukan ini sudah sempat bocor. Sebagai gantinya, Satpol PP hanya menyita perlengkapan yang digunakan oleh para PSK ketika menjual jasanya, seperti kasur, karpet, penyekat dinding dan, maaf, kondom basah. “Tampaknya razia kali ini bocor. Karena tadi pagi kita sempat mendapatkan laporan PSK-nya masih ada. Tapi saat kita tiba sudah kosong. Tapi jelas ada prostitusi di sini. Terlihat dari kondom basah, lilin dan sekat-sekat dinding yang biasanya digunakan para PSK untuk melayani tamu-tamunya. Semua ini kami sita sebagai bukti kerja yang kami lakukan hari ini,” katanya. Ia berharap, pihak Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi maupun Kota Bengkulu dapat segera mengoperasikan eks terminal ini. Sebab, pengoperasian kembali aset milik Pemda Provinsi ini merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menekan prostitusi di kawasan ini. “Kalau eks terminal ini sudah menjadi terminal barang, mana mau lagi PSK itu menyalahgunakan aset negara ini. Kalau dibiarkan terbengkalai begini kan miliaran rupiah duit rakyat sia-sia jadinya,” sampai Suardi. Pantauan jurnalis, para PSK tidak lagi menjual jasanya hanya di auning-auning yang terletak di eks Terminal Air Sebakul. Mereka memperluas area transaksi seks mereka di tempat-tempat yang lebih tersembunyi seperti di ruang kamar mandi dan teras belakang terminal. Disamping itu, saat ini terdapat 2 warung manisan di belakang terminal. “Kalau warung-warung yang dibangun di belakang terminal ini belum bisa kita tindak. Karena warung ini bukan lagi milik pemerintah. Kita koordinasikan dulu dengan camat dan lurah mengenai legalitas warungnya sebelum ditertibkan,” imbuhnya. Data terhimpun, walaupun Satpol PP Kota Bengkulu telah berulang kali melakukan penertiban terhadap Pekerja Seks Komersil (PSK), di kawasan bekas terminal tersebut, namun, bukannya surut, bahkan jumlah PSK yang ada bertambah banyak. “Kami mangkal disini (bekas terminal) bukan untuk mencari kerja, cuma untuk bertahan hidup,” aku salah-seorang PSK yang mengaku bernama Erna, ketika disambangi BE. Menurut Erna, pelanggannya paling banyak adalah para sopir mobil truk. Terkadang, juga ada dari kalangan dan pelajar. PSK di lokasi itu bisa diajak kencan keluar, ataupun bisa juga di lokasi bekas terminal Air Sebakul dalam kondisi rusak berat tersebut. “Untuk harga bayaran tergantung negosiasi dengan tamu,” terangnya. Sementara itu, dikatakan Rita, dirinya juga dikenakan ongkos kamar dan keamanan yang ditagih setiap hari. Setoran tidak jelas itu, diberikan kepada pemilik kamar dan preman di sekitar lokasi. Sebab, jika uang keamanan tidak diberikan, maka preman sekitar akan membuat onar dan keributan. “Kami juga bayar di sini, ada uang sewa kamar dan keamanan,” jelasnya. PSK memilih lokasi bekas terminal sebagai tempat mangkal, sambung Rita, karena letak cukup strategis dan tidak begitu jauh dari pusat kota dan aksesnya bagus. Tidak seperti di eks lokalisasi RT 8 Kelurahan Sumber Jaya. Jalannya buruk, jauh dan memakan waktu. “Bahkan PSK dari Pulau Baii, ada juga yang mangkal ke sini,” tambahnya. (009)
Tak Dapat PSK, Pol PP Temukan Kondom Basah
Jumat 06-03-2015,11:40 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :