Bedah Rumah Diduga Diselewengkan

Senin 02-03-2015,13:40 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

PONDOK KELAPA, BE - DPRD Bengkulu Tengah (Benteng) mencium adanya aroma penyelewengan dalam pelaksanaan program bedah rumah dari Kementerian Perumahan Rakyat di Benteng tahun 2014 lalu. Sebab, hingga saat ini puluhan warga penerima bantuan di Desa Pondok Kelapa Kecamatan Pondok Kelapa tidak dapat menyelesaikan pembangunan rumahnya karena material pembangunan yang tidak kunjung datang. Akibatnya, masyarakat penerima yang sudah membongkar bangunan rumahnya harus mendapati kenyaatan rumah mereka tidak dapat dibangun, karena material yang dipesan hingga saat ini belum juga diterima oleh masyarakat. \"Kita juga baru mendapati laporan ini, kita akan melakukan pengecekan ke lapangan. Dan kita harapkan semuanya dapat terselesaikan sebab dini program tahun 2014 harusnya sudah selesaik dan tidak menyisakan masalah,\" jelas anggota DPRD Komisi III, Indra Utama. Politisi Gerindra ini menyoroti adanya dugaan penyelewengan anggaran proyek karena banyak material tidak sesuai dengan pesanan masyarakat. Serta adanya pengurangan jumlah material yang diterima oleh masyarakat terutama Desa Pondok Kelapa. \"Jika memang toko pemasok yang belum menyerahkan material kepada masyarakat kita harapkan pihak ketiga ini segera menyelesaikan kewajibannya sebab dana yang masuk kemasyarakat sudah dibayarkan,\" tegas Indra. Puluhan warga penerima bantuan program bedah rumah yang disalurkan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) tahun lalu sebesar Rp 7,5 juta yang dicairkan secara bertahap. Untuk tahap pertama penerima mendapakan setengah dari tottal anggaran, sehingga warga mulai membangun rumahnya secara swadaya. Tetapi saat pencairan tahap kedua penerima mulai mendapatkan kendaraan karena material yang dipesan tersendat bahkan ada yang tidak dikirim hingga sekarang. \"Kita tidak dapat membangun rumah, karena bahannya tidak dikirim semuanya. Ada papan kita diberi papan kapuk, katanya papan berkualitas, jumlahnya juga tidak sampai dua kubik seperti yang kita pesan,\" tutur Nur, warga penerima bedah rumah di Desa Pondok Kelapa. Hal menyedihkan dialami oleh Darlini (38) warga Pondok Kelapa lainya. Dia dicoret sebagai penerima bantuan tahap kedua. Sehingga bagian depan rumahnya yang sudah dibangun tidak dapat dilanjutkan dan hanya dibiarkan terbuka padahal baru terpasang setengah dinding batanya. \"Setelah saya tanya lagi katanya saya tidak mendapatkan lagi. Yang sekarang seperti inilah bangunan rumah saya hanya dibiarkan terbuka, tanpa atap dan dindingnya,\" kata Darlini. Data diperoleh bahwa di Desa Pondok Kelapa warga penerima program bedah rumah tahun lalu mencapai 146 kepala keluarga dengan masing-masing warga mendapatkan Rp 7,5 juta untuk perbaikan rumah tidak layak huni. Kenyataannya, setelah dibedah rumah warga lebih memprihatinkan lagi, karena tidak memiliki atap dan dinding akibat batu bata serta seng yang dipesan warga tidak kunjung diterimah. \"Malah kita dikirm seng flat dua kodi. Untuk apa kita seng flat padahal kita tidak pesan itu,\" sesal Nur.(320)

Tags :
Kategori :

Terkait