Penusuk Anggota Polres Kepahiang Ditahan

Sabtu 14-02-2015,11:50 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

KEPAHIANG, BE - Pihak Polres Kepahiang telah memeriksa sebanyak 12 saksi terkait penusukan anggota Polres Kepahiang Brigpol Satria Rahim (29), yang diketahui menjabat sebagai Kanit Reskrim Polsek Bermani Ilir. Pihak Polres Kepahiang juga telah menetapkan 1 tersangka (tsk) berinisial Ha (54), warga Desa Daspetah Kecamatan Ujan Mas. Kapolres Kepahiang AKBP Iskandar ZA SIK melalui Kasat Reskrim AKP Andika Rama mengatakan, sejauh ini dari penyidikan yang dilakukan pihaknya baru Ha yang ditetapkan sebagai tsk karena diduga kuat yang melakukan penusukan terhadap salah satu anggota Polres Kepahiang ini. \"Pasca ditetapkan jadi tsk, untuk sementara ini tsk sudah kita jebloskan dalam sel tahanan,\" kata Andika. Menurutnya, karena perkara ini masih dalam penyidikan, sehingga pihaknya belum bisa berkomentar banyak. Terutama soal motif dan kronologis penusukan anggotanya (Satria, red). \"Yang jelas pemeriksaan masih terus berjalan. Bukan hanya itu, kitapun tengah melakukan pengumpulan barang bukti (BB),\" tegas Andika. Dilanjutkannya, dalam perkara ini tidak menutup kemungkinan ada penambahan jumlah tsk. Tapi pihaknya belum bisa dipastikan mengingat masih dalam penyidikan. \"Nanti kalau ada tsk yang baru pasti kita publikasikan. Untuk sementara ini baru 1 tsk saja dulu, namun besar kemungkinan tsknya lebih dari 1 orang,\" beber Andika. Disinggung soal keterkaitan dengan anak tsk yang sempat menghilang, Andika menyampaikan, pihaknya tidak menerima laporan sama sekali terkait hal itu. \"Memang keluarganya pernah ke sini, tapi untuk klarifikasi saja apakah anak tsk yang menghilang itu lantaran dilarikan anggota kita atau sebaliknya,\" ungkap Andika. Sayangnya saat ditanya soal klarifikasi yang dimaksud, Andika tidak bisa berkomentar banyak. \"Saya rasa cukup di sini dulu, nantinya kalau ada perkembangan pasti kami beri tahun kepada rekan-rekan media,\" tandasnya.

Berawal dari Warga Hilang Sementara itu, dari penelusuran BE di Desa Daspetah Kecamatan Ujan Mas tempat kejadian perkara (TKP) penusukan anggota Polres Kepahiang Jumat (13/2) kemarin, aksi penusukan terhadap anggota Polres berpangkat Brigadir ini bermula disaat dirinya mengantar salah seorang warga Novriyanti (24) pulang ke rumahnya lantaran sempat dikabarkan hilang. Kala itu anggota Polres yang berpakai preman ini langsung mendapat sambutan yang kurang baik dari orang tua sang cewek sehingga terjadilah keributan dan berujung pada aksi penusukan tersebut. Novrianti (24) meneceritakan dirinya sama sekali tidak mengetahui perihal penusukan terhadap SR tersebut. Disampaikannya, dirinya dikabarkan hilang semenjak diajak oleh SR bersama dua rekannya yakni Neng, warga Bukit Barisan Kecamatan Merigi dan Noni, warga Dwi Tunggal Curup untuk pergi ke Bengkulu Sabtu (7/2). Hanya saja sesampainya di Bengkulu dirinya tidak mengetahui apa saja yang telah dilakukannya. \"Seingat saya waktu sampai di Bengkulu kami menginap di Hotel Santika dengan memesan 2 kamar seharga Rp 700 ribu. Kamar tersebut dipesan oleh bang SR memakai uangnya. Setelah itu kami ke BIM dan karaoke di Inul Vista, kembali kami kembali lagi ke hotel untuk beristirahat. Pada Minggu (8/2) kami chek out dari hotel dan menuju Mega Mall. Di Mega Mall kami berempat ini menunggu rekan Neng yang bernama Selvi yang saya ketahui warga Curup. Waktu itu kepala saya masing pusing karena mabuk perjalanan sehingga sayapun pamit kepada Bang SR. Neng, Noni dan Selvi untuk menunggu di parkiran saja,\" katanya. Dikatakannya, sebelum berpamitan, dirinya sempat meminta uang dan diberikan SR senilai Rp 200 ribu. Karena waktu itu SR hendak membeli HP untuk Neng di dalam Mega Mall, karena sepengetahuannya Neng ini memang berpacaran dengan SR. \"Saat itu saya seperti orang linglung dan terus berjalan kaki entah kemana. Saya baru ingat setelah melewati Pagar Dewa Kota Bengkulu. Karena lelah, saya mampir di sebuah rumah. Kemudian ada seorang Bapak dan Ibu meminta dirinya masuk dalam sebuah kamar. Di dalam kamar itulah saya sempat bertemu dengan seorang wanita yang menggenakan jilbab. Waktu itu kami memang tidak sempat berkomunikasi, karena kami hanya bisa menangis saja,\" kisah Novri. Menurutnya, ia berada di rumah itu sejak Minggu hingga Rabu. Dirinya baru berniat ingin pulang ketika ingat ibunya, yang kemudian langsung dihubunginya via ponsel. \"Selama di rumah itu saya dan wanita berjilbab itu tidak makan dan ganti pakaian sama sekali. Memang Bapak Ibu yang ada di rumah itu sempat meminta kami makan,\" ujar Novri. Lebih jauh dikatakannya, Ia pun akhirnya menuruti kehendak ibunya, kemudian langsung ke luar rumah yang ditempatinya bersama wanita berjilbab. \"Wanita berjilbab itu saat saya pergi masih tinggal disana. Dari rumah itu saya berjalan hingga di depan RSUD M Yunus. Ketika depan RSUD itulah saya mulai bisa berpikir bagaimana bisa pulang,\" cerita Novri. Kemudian tiba-tiba dirinya ingat, jika di Simpang 4 Polda ada temannya yang bernama Sandi. Ia pun menghubungi Sandi dan diminta untuk mengantarkan ke kosan adiknya, Gusti di Unib Belakang. \"Saat bertemu Sandi saya sempat menangis dan Sandi sempat bertanya ada apa. Saat itu saya mengatakan kepada Sandi nanti saja ceritanya, kemudian kamipun langsung menuju kosan adik saya,\" kenangnya. Setiba di Unib Belakang, Sandi menyadari jika kendaraan mereka telah diikuti. Saat di persimpangan kosan adiknya, tiba-tiba kendaraan mereka dicegat. \"Ternyata dari dalam mobil keluar 3 anggota polisi diantaranya Bang SR, Sapta dan Dedi. Selain mereka ada juga 3 warga desa saya, Kanedi, Ibnuh dan Dodoi. Kemudian keenam orang itu membawa saya pulang ke desa. Saat ini saya tidak tahu atas kasus penusukan SR tersebut,\" katanya.(505)

Tags :
Kategori :

Terkait