Warung Makan Keluhkan Cabai

Sabtu 15-11-2014,14:40 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

ARGA MAKMUR, BE - Para pemilik warung makan di Kabupaten Bengkulu Utara  (BU) kini mnegeluhkan tingginya harga cabai. Seluruh pengusaha kecil dan pedagang kuliner terpaksa tak lagi mendapat untung nomal seperti biasa sejak harga cabai naik sampai Rp 100 ribu per kg sejak 2 pekan terakhir. \"Keuntungan menipis karena harga cabai semakin mahal. Sedangkan cabai adalah salah satu bahan pokok utama untuk memasak,\" kata Hendra salah seorang pemilik Rumah Makan Padang di Arga Makmur. Dituturkannya, ia tidak mungkin menaikkan harga jual kulinernya. Sebab, jika harga dinaikkan maka pelanggan akan lari. Ia juga tidak bisa mengurangi porsi cabai merah pada menu masakan yang dijualnya karena akan mengurangi citra rasa masakannya. Harga Cabai di Kecamatan Arga Makmur memang menggila. Bahkan beberapa hari lalu harga cabai sempat tembus angka Rp 100 ribu per Kg. Namun kemarin (14/11) telah turun menadi Rp 76 ribu per kg dan ada juga yang Rp 20 ribu per kg. Selain pemilik rumah makan, mahalnya harga cabai juga dikeluhkan oleh pedagang kuliner lainnya seperti sate padang dan lotek. Yang pada masakannya identik dengan cabai. Seperti yang diungkapkan oleh Anggi (34) penjual Sate Padang di Pasar Purwodadi Arga Makmur. \"Cabai merah itu yang paling penting, bisa ditambah dengan cabai rawit atau merica, tapi citra masakan tidak enak,\" tuturnya. Oleh karena itu, kata Anggi, walaupun harga cabai merah meroket, ia tetap membeli normal seperti biasanya. Porsi untuk sate yang dijual juga tidak bisa dikurangi. Sebagai rakyat kecil pihaknya hanya berharap, harga cabai bisa normal kembali, sehingga keadaan paceklik tidak terus berlanjut. (927)

Tags :
Kategori :

Terkait