ARGAMAKMUR,BE- Mahalnya harga cabai merah di Bengkulu Utara selain disebabkan oleh pasokan cabai merah kurang, juga akibat banyak hama menyerang tanaman cabai. Salah satunya adalah hama koreng. Jika cabai telah terkena koreng, daunnya berubah keriting dan tidak akan pernah berbuah lagi.
\"Hama cabai merah sekarang sangat banyak, daunnya keriting karena koreng, mati gadis dan buahnya busuk,\" kata Jusmandi, Petani Cabai di Gunung Selan, Arga Makmur.
Ditambahkannya, penyebab timbulnya beberapa penyakit karena cuaca sangat ekstrim. Sehingga, cabai merah rentan terkena hama mengakibatkan produksi cabai merah menurun. Pihaknya telah mencoba untuk melakukan perawatan rutin pada cabai merah, yakni dengan menyemprot tiap hari, tapi perawatan cukup mengeluarkan modal banyak tersebut belum ada hasil. \"Kita sudah lakukan penyemprotan rutin, tapi kalau sudah kena koreng ini tidak bisa pulih kembali kondisi cabainya,\" ujarnya.
Cabai merah daunnya telah kering tersebut tidak akan bisa berbuah lagi, sedangkan cabai mati gadis, baru mau berbuah batangnya perlahan-lahan mati. Serta dengan cuaca saat ini memasuki musim penghujan membuat buah cabai membusuk sebelum dipanen. \"Susah sekarang, hama banyak, musim penghujan pula, jadinya banyak penyakit menyerang,\" imbuhnya.
Sementara itu, Jalal, petani cabai lainnya juga mengeluhkan hal sama. Walaupun cabai merah yang ditanamnya tidak seberapa, tapi dengan banyaknya hama menggangu, membuat pihaknya merugi.
\"Walaupun harga cabai sampai Rp 72 ribu, kalau cabai kita cuma sedikit panennya sama saja tidak,\" ujarnya.
Sebab untuk perawatan cabai merah, perlu perawatan ekstra serta obat-obatan dan pupuk yang banyak. Jadi, jika hasil penen tidak sesuai, maka modal untuk bercocok tanam cabai tersebut tidak kembali.
\"Harapan kami, Pemerintah mau memberikan bantuannya untuk Petani Cabai, karena kami belum pernah mendapatkan bantuan untuk pengobatan dari pemerintah,\" pungkasnya. (927)