PADANG JAYA, BE - Produksi ikan budidaya di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) dari waktu ke waktu, sejak 2011 mengalami peningkatan sampai 318 persen. Tahun 2013 lalu produksi sebanyak 14.014,5 ton. Tahun ini diprediksi lebih meningkat lagi.
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) BU, Agus Haryanto SE MM saat panen raya di Mina Politan, Padang Jaya, kemarin. Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara (BU) kemarin menyalurkan bantuan Rp 445 juta untuk 13 kelompok budidaya ikan (Pokdakan) dan Rp 800 juta nelayan. \"Untuk mendukung permodalan melalui dana PUMP Perikanan Budidaya untuk tahun 2014 ini disalurkan sebanyak Rp 445 juta untuk 13 Pokdakan,\" kata Agus.
Dijelaskannya, saat ini Kecamatan Padang Jaya sebagai kawasan Mina Politan. Keberhasilan program tersebut, kini telah ada pemasaran ikan Nila dan Ikan Air tawar lainnya sebanyak 20 ton setiap hari dari produksi Pokdakan. Asumsi penggunaan pakan mencapai 850 ton perbulan. Hal tersebut merupaka potensi yang sangat besar untuk perkembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan.
Dijelaskan Agus juga, bidang perikanan tangkap sejak tahun 2012 sampai 2013 pembangunan sarana dan prasarana perikanan tangkap terus dikembangkan seperti pembanguna Pagkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan sarana lainnya. \"Sejak tahun 2012 sampai 2013 telah disalurkan bantuan modal bagi nelayan dengan nilai Rp 2 miliar, dan pada tahun ini kita menyalurkan senilai Rp 800 juta untuk 8 kelompok Nelayan,\" imbuhnya.
Bantuan Rp 800 juta tersebut dibagikan pada Nelayan di Kecamatan Air Napal, Batik Nau, Putri Hijau, Lais dan Ketahun. Pemberian dana ini bertujuan untuk produksi perikanan tangkap. Tahun 2013 produksi ikan tangkap mencapai 5.736,47 ton, hasil tangkapan ini tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Bantuan Rp 445 juta untuk 13 Pokdakan dan Rp 800 juta untuk Nelayan tersebut langsung diserahkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan BU pada acara Panen Raya Mina Politan. Dana tersebut telah dikirm langsung ke rekening masing-masing penerima.
Industri Perikanan
Sementara itu, Pemkab BU akan terus berupaya untuk membantu pembudidaya ikan, nelayan dan pengelolaan serta pemasaran hasil perikanan. Dengan harapan bisa meningkatkan nilai tambah hasil perikanan, yang pada masa mendatang bisa menjadi cikal bakal industrialisasi perikanan dimasa yang akan datang.
Hal ini diungkapkan Bupati BU Dr Ir H M Imron Rosyadi, MM MSisaat panen raya ikan kemarin. Turut hadir dalam paen raya di kawasan Mina Politan Tambak Rejo Kecamatan Padag Jaya ini Direktur Produksi DJPB Ir Coco Kukarkin, MSc., unsur FKPD BU, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, para Camat se-Kabupaten BU, Kepala Desa se-Kecamatan Padang Jaya dan masyarakat serta tamu undangan.
\"Pengembangan kawasan Mina Politan baik budidaya perikanan ataupun tangkapan ikan ini tidak hanya tanggung jawab Dinas Kelautan dan Perikanan, tapi juga kita semua,\" kata Bupati Imron Rosyadi.
Ditambahkannya, dengan terus mengembangkan kawasan mina politan ini, diharapkan bisa menjadi industri perikanan yang akan membantu kesejahteraan masyarakat setempat. Sesuai dengan tujuan kawasan mina politan yang ingin mensejaterakan masyarakat. Di bidang perikanan Pemkab BU tetap fokus pada pembagunan sarana dan prasarana perikanan, baik budidaya ataupun perikanan tangkap. Sedangkan untuk dibidang pengelolaan dan pemasaran hasil perikanan telah membangun sarana prasarana pemasaran ikan. Yaitu berupa pasar ikan segar dan bantuan peralata pemasaran serta bantuanmodal berupa penguatan modal usaha.
Juara Serba Ikan
Sementara itu pula, dalam acara panen raya di kawasan Mina Politan Desa Tambak Rejo Kecamatan Padang Jaya kemarin diadakan lomba memasak serba ikan. Diikuti pegawai kecamatan yang ada di BU dan Pokdakan. Hasil lomba, juara 1 berhasil diraih PKK Kecamata Ulak Kupai.
\"Alhamdulillah menang, kita tadi masak 15 macam masakan yang megangkat masakan tradisional dan modern,\" kata Ketua Tim PKK Ulak Kupai Laili Mursida.
Ditambahkannya, dari 15 masakan tersebut, 5 macam masakan berupa sack yang seluruh bahan dasarnya serba Ika. Kecamatan Ulak Kupai membuat berbagai makanan serba ikan dari jenis ikan Kerapu, ikan sungai dan ikan laut serta ikan kolam seperti Nila, Mas dan ikan lainnya.
Sementara itu, Ir Herwan Ketua Panitia Lomba memasak serba ikan mengatakan lomba memasak serba ikan dalam rangka memeriahkan panen raya kawasan Mina Politan ini ada 17 kecamatan. Yaitu seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara dan 21 kelompok Pokdakan. Dari segi penjuriannya, ada tiga unsur yang menilai masakan serba ikan ini, yaitu Irul Amir dari PKK, Sri Diyana dari SMK dan Herman Pambudi dari Dinas Kesehatan Kabupaten BU.
Adapun yang dinilai dalam lomba memasak serba ikan ini diantaranya, penampilan dan penyajian, kreatifitas, cita rasa. Selain itu, ada pula kebersihan dan keamanan serta keempukan dan kelunakan masakan ikan tersebut.
Dilirik Jepang
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki proyek bekerjasama dengan Jepang untuk budidaya ikan Sidat. Menindaklanjuti itu, Bengkulu Utara berpotensi menjadi sasaran proyek tersebut. Hal tersebut diungkapkan Direktur Produksi DJPB Ir Coco Kukarkin, MSc saat menghadiri panen raya di kawasan Mina Politan Desa Tambak Rejo Kecamatan Padang Jaya kemarin (23/10) pukul 11.00 WIB.
\" Kita memiliki project dengan Jepang dalam budidaya ikan Sidat,\" kata Coco Kukarkin.
Ditambahkannya, project tersebut berupa budidaya ikan Sidak. Bagi kabupaten yang mau mengkonservasi Sungai, Hutan hingga Lautnya untuk tempat Sidak. Jika Kabupaten tersebut memiliki 1 atau 2 sungai yang bisa dikoservasi, maka Jepag akan membantu kabupaten tersebut. Bantuannya berupa Jepang akan meambah dana pendidikan untuk kabupaten tersebut, serta biaya lainnya seperti kesehatan. Semakin banyak sungai yang digunakan untuk budidaya sidak maka semakin banyak kabupaten tersebut memperoleh bantuan dari Jepang.
\"Dengan adanya Project tersebut, Bengkulu Utara bisa menjadi salah satunya, karena Bengkulu memang dikenal sebagai peghasil Sidat nasional,\" ujarnya.
Masih menurut Coco, Ikan Sidat merupakan salah satu ikan yang bergizi tinggi, di Jepang untuk satu kilonya dihargai senilai Rp 30 juta/ Kg. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri harga Sidat masih rendah. Negara Jepang memang negara dengan konsumsi Ikan tertinggi di dunia yaitu 107 kg per kapita per tahun. Sedangkan Indonesia masih 32 kg per kapita per tahun kalah jauh dengan Malaysia yang sudah mecapai 57 kg per kapita per tahun.
\"Saya lihat, Pemda ada keseriusan dan komitmen dalam budidaya ikan ini,\" tuturnya. (927)