Wukuf di Haji Akbar

Jumat 03-10-2014,10:50 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

MAKKAH, BE - Hari ini tepat setelah tergelincirnya matahari pada 9 Dzulhijah 1435 H atau Jumat (3/10) sekitar pukul 16.30 WIB prosesi haji dimulai. Lebih dari empat juta umat Islam yang sedang menunaikan rukun Islam kelima itu berkumpul untuk melakukan wukuf di Padang Arafah. Tak terhitung banyaknya lantunan doa yang terpanjatkan. Berdiam diri baik di dalam maupun di luar tenda mereka semuanya yang tengah mengenakan pakaian ihram terasa begitu sibuk berkomunikasi dengan Sang Khalik. Wukuf merupakan inti haji. \"Empat dari lima rukun haji yang lain yaitu ihram, thawaf, sai, dan tahalul bisa dikerjakan tertib kapan saja selama Dzulhijah. Beda dengan wukuf yang hanya bisa dilakukan tanggal 9 Dzulhijah, tidak bisa diganti tanggal lain. Rasullah juga pernah berkata Haji itu adanya di Arafah. Itulah yang membuat wukuf menjadi inti haji,\" kata H Rachmat Hasan, 61, ustad yang menjadi pembimbing haji Tourindo Surabaya. Mereka yang meniatkan diri menjalani haji, wajib ada di Arafah hari itu dalam kondisi apapun selama napas masih berhembus. Maka bukan pemandangan baru jika tahun ini para jamaah yang sedang terbaring sakit pun dibawa ke tempat yang disebut-sebut sebagai gambaran Padang Mahsyar itu. Umumnya menggunakan ambulans meski tahun-tahun sebelumnya tak jarang ada yang menggunakan helikopter. Mereka yang sedang melakukan wukuf datang dari dua arah mulai kemarin (2/10). Pertama, jamaah dari Makkah yang langsung datang menuju Arafah sedang yang kedua jamaah yang lebih dulu singgah di Mina untuk melakukan tarwiyah (persiapan) seperti yang disunnahkan sebelum kemudian ke Arafah. Suhu seharian kemarin tergolong agak bersahabat. Paling tinggi di titik 37 derajat celcius. Tahun ini wukuf tergolong istimewa karena terjadi pada Jumat. Orang mengenalnya dengan sebutan haji akbar. Pahala yang dijanjikan pun diyakini ikut akbar, berlipat karena mengikuti apa yang telah dilakukan Rasullah Muhammad SAW pada haji wada\' 10 Hijriyah silam. Mengingat hal ini maka tak heran jika gelombang jemaah haji yang datang saat wukuf jumlahnya melonjak. Terakhir kali haji akbar terjadi pada 2006. \"Saat itu perjalanan bis Arafah-Mina sejauh 9 km ditempuh selama 12 jam,\" cerita pria yang mulai menjadi pembimbing haji sejak 1989 itu. Namun kondisi itu diperkirakan tak lagi terjadi tahun ini. Mulai tahun lalu karena perluasan Masjidil Haram terjadi pemotongan kuota sebesar 20 persen di seluruh dunia dalam setiap penyelenggaraan haji. Jumlah yang sangat signifikan untuk mengurangi luberan manusia. Pemotongan kuota ini juga berlaku bagi penduduk lokal. Pemerintah kerajaan Saudi menyadari betul indahnya haji akbar ini pasti menggoda orang-orang Arab itu untuk turut serta. Mengantisipasi hal itu jauh-jauh hari pemerintah sudah menyampaikan pemberitahuan melalui SMS yang isinya tidak memperkenankan penduduknya untuk berhaji kecuali yang sudah memiliki izin atau stiker khusus yang disebut tasrih. \"Jika melanggar itu hukumannya penjara empat tahun,\" jelas Rachmat. Meski begitu datangnya haji akbar bukannya tanpa imbas. Kemarin jamaah haji khusus (dulu namanya plus) dari sejumlah biro perjalanan haji Indonesia harus tertahan sekitar satu jam di dalam bus. Petugas setempat yang mengurus perizinan di maktab 114 tak juga memberikan tasrih untuk bis meski pihak penyelenggara sudah menunjukkan bukti pelunasan pembayaran. \"Mereka memanfaatkan banyaknya orang yang mau haji. Ujung-ujungnya sih ya minta duit tambahan,\" jelas H Azwar bin Hamid, muthawwif. Melalui sejumlah negosiasi akhirnya tasrih diberikan dan bis pun melaju lagi melanjutkan perjalanan menuju Mina untuk tarwiyah diiringi bacaan talbiyah jamaah di bis. \"Kegiatan tarwiyah ini meski termasuk sunnah tapi sayangnya jamaah haji reguler tak bisa menikmati karena mereka tidak ada izin masuk ke sini. Semoga tahun-tahun depan program pemerintah juga membawa mereka ke sini,\" tutur Rachmat lagi. Sementara itu meski mengalami sejumlah hambatan akibat ulah oknum, ketua Perusahaan Penyelenggara Umrah dan Haji (PPUH) Jatim Mohammad Faried yang saat ini juga berada di Makkah mendampingi jamaah haji mengatakan jika dari tahun ke tahun usaha pemerintah Saudi melayani jamaah semakin bagus. Ini terlihat sejak di bandara King Abdul Aziz Jeddah. \"Pelayanan keimgrasiannya sekarang cepat, banyak kemudahan,\" katanya. Sejauh ini secara umum pelaksanaa haji menurutnya sudah berjalan baik meski karena gonjang ganjing di Kemenag Indonesia hingga terjadi pergantian menteri sampai membuat pihaknya harus mengalami waktu yang mepet dari ketentuan pemerintah Saudi ketika harus mengurus sejumlah dokumen jamaah. Setelah wukuf selesai yang terjadi begitu matahari terbenam jamaah akan dibawa menuju ke Muzdalifah untuk mabit. Di sana mereka akan mencari kerikil untuk jumroh. Begitu syarat hukum mabit yakni bermalam terpenuhi jemaah akan meninggalkan Muzdhalifah (4/10). Setelah itu sesuai kondisi bisa langsung ke Masjidil Haram untuk melakukan tawaf ifadah dilanjut sai dan tahalllul awal. Tapi bisa juga langsung menuju jamaarat di Mina untuk melontar jumrah Aqabah dilanjut tahallul awal lalu kembali ke tenda mengikuti mabit. Pada Minggu (5/10) melontar jumrah Ula, wustha, dan Aqabah. Begitu pula keesokannya (6/10). Selesai melontar jumrah maka selesailah ibadah haji nafar awal. Tawaf ifadah, sai, dan tahallul yang tidak memungkinkan dilakukan pada Sabtu (4/10) dilakukan pada Senin itu juga (6/10). Begitu berhasil menyelesaikan semua prosesi itu maka sempurna sudah rangkaian ibadah haji. Hari ini merupakan masa krusial sekaligus puncak dari rangkaian ibadah haji. Sebanyak 4 juta jamaah dari seluruh dunia, berkumpul di padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Pengangkutan calon jamaah haji (CJH) dari Makkah menuju Arafah kemarin berjalan lancar. Data dari Kementerian Agama (Kemenag) total CJH yang masuk ke Saudi berjumlah 154.467 orang. Mereka kemarin diberangkatkan menuju Arafah dalam tiga gelombang. Gelombang pertama pikul 08.00-12.00 waktu Saudi. Kemudian disusul gelombang berikutnya pukul 13.00-16.00 dan gelombang terakhir pukul 18.00 sampai selesai. Pengangkutan seluruh CJH Indonesia ini melibatkan sekitar 1.029 unit bus. Seluruh bus ini nanti akan langsung mengantar jamaah ke maktab yang berupa kumpulan tenda. Setiap maktab diisi antara 2.900 hingga 3.000 orang CJH. Sehingga total maktab Indonesia adalah sekitar 53 unit dan tercatat jumlah maktab terbanyak sedunia. Di tengah persiapan penyelenggaraan wukuf ini, Kemenag melaporkan ada 190 lebih orang CJH yang sedang berbaring sakit dan tersebar di sejumlah tempat layanan kesehatan. Seperti 2 orang di RS Arab Saudi di Jeddah, 4 orang di RS Arab Saudi di Madinah, 29 orang di RS Arab Saudi di Makkah, dan 159 orang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah. Sampai kemarin Kemenag belum mengeluarkan informasi jumlah CJH yang menjalani safari wukuf. Layanan safari wukuf ini diberikan kepada CJH yang sakit. Teknisnya, CJH menjalani wukuf di dalam mobil ambulan. Entah itu dalam posisi duduk atau hanya berbaring. Sementara total CJH yang meninggal di Saudi berjumlah 77 orang. Jumlah sementara jamaah yang meninggal itu, jauh lebih sedikit dibanding total jamaah haji meninggal 2013 sejumlah 281 orang. Irjen Kemenag Mochammad Jasin memantau langsung mobilisasi CJH dari Makkah menuju Arafah. \"Alhamdulillah pantauan saya, pengangkutan jamaah berjalan lancar,\" katanya kemarin. Jasin berada di Saudi untuk melakukan pengawasan hingga pelaksanaan haji tuntas 5 November nanti. Jasin mengatakan unit bus yang dipakai mengangkuta CJH merupakan tanggungjawab penyedia pemondokan. Dari laporan yang ia terima kemarin, tidak ada satupun pemondokan yang nakal. Misalnya tidak mau menyediakan bus untuk mengangkut CJH menuju Arafah dengan rute sepanjang 25 km. Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mengatakan, pelaksanaan wukud dimulai dengan pembacaan khutbah wukuf. Kemudian wukuf berakhir hingga tergelincirnya matahari menjelang maghrib. \"Jadi wukuf itu mulai jam 10.00 sampai sekitar 18.00 (waktu Saudi, red),\" jelas Jasin. Pelaksanaan wukuf musim haji 2014 ini menjadi perhatian pemerintah. Karena wukuf bertepatan dengan hari Jumat, dikenal dengan sebutan wukuf akbar. Saat terjadi wukuf akbar, jumlah jamaah haji membludak. Umumnya seluruh warga Saudi sendiri ingin mengikuti wukuf akbar itu.(ayi/wan)

Tags :
Kategori :

Terkait