Kasus ISPA Mewabah

Senin 22-09-2014,17:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENTENG, BE -  Jumlah masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), yang diserang penyakit Inpeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) cukup tinggi. Hingga pertengahan 2014, penderita ISPA mencapai 11.000 warga, lebih banyak dibandingkan selama tahun 2013 yang mencapai 10.399 warga, sekitar Kecamatan Karang Tinggi dan Talang Empat. Hanya saja, kondisi ini tidak ada langkah yang diambil oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mengantisipasinya. Kepala Dinkes Benteng, I Putu Sura Atika SKM, MM, mengatakan, ISPA adalah penyakit muncul pada musim pancaroba akibat sirkulasi virus di udara yang meningkat. Selain itu, perubahan udara dari panas ke dingin, memperlemah daya tahan tubuh, termasuk polusi udara, karena debu jalan dan batubara. “Biasanya pada musim kemarau, ratusan warga diserang ISPA,” ujarnya. Dikatakan Putu, warga diminta untuk memakai maskes atau penutup mulut saat melintas dijalan berdebu. Selain itu, warga diminta untuk memelihara kesehatan disekitar rumahnya.Sebab, jika kesehatan disekeliling rumah dijaga, maka ISPA dapat dicegah secara optimal. \"Kita minta warga untuk meningkatkan dalam menjaga kebersian dilingkungan rumahnya,\" pintanya. Mengenai gejala kata Putu, bervariasi, mulai demam, nyeri tenggorokan, pilek dan hidung mampet, batuk kering dan gatal, batuk berdahak.  Bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti pneumonia (radang paru) dengan gejala sesak napas. Umumnya, influenza dikaitkan dengan gejala yang lebih berat dan lama, serta lebih sering menimbulkan komplikasi pneumonia. “Pada bayi, bisa pula timbul bronkhiolitis atau radang saluran pernapasan halus di paru-paru. Dengan gejala sesak dan napas berbunyi ngik-ngik. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis peradangan pada daerah laring atau dekat pita suara, yang menimbulkan croup dengan gejala sesak napas. Tetapi semuanya hampir maksimal diatasi medis Puskesmas,” terangnya. ISPA merupakan penyakit yang sangat menular, bisa terjadi akibat menghirup droplet atau percikan lendir yang dikeluarkan penderita ISPA. “ISPA akibat virus lain tidak bisa dicegah masuk ke rongga pernapasan. Untuk mengurangi jumlah penderita, sebaiknya pemerintah memastikan tidak ada debu atau polusi di jalan, truk batubara harus tertutup,” tukas Putu. (111)

Tags :
Kategori :

Terkait