Jumlah pemilih golput tersebut melonjak drastis dibandingkan putaran pertama lalu yang mencapai 80.380 orang. Artinya ada lonjakan warga yang golput sebanyak 11.185 orang.
Jumlah golput terbesar berada di Kecamatan Selebar sebanyak 15.145 orang. Kemudian disusul Ratu Agung sebanyak 14.398 orang, Singgaran Pati 12.422 orang, Gading Cempaka 11.622 orang, Muara Bangkahulu 10.511 orang, Ratu Samban 8.688 orang, Kampung Melayu 7.105 orang, Sungai Serut 5.768 orang dan Teluk Segara 5.906 orang.
Menanggapi hal tersebut, anggota KPU Divisi sosialisasi Dra Sri Martini mengatakan tingginya angka golput tersebut bukan kesalahan KPU, melainkan tergantung kepada orang itu sendiri.
\"Kita sudah maksimal melakukan sosialisasi, seperti lewat media massa dan mengelilingi kota dengan menggunakan mikropon pun sudah dilakukan,\" katanya.
Namun, lanjutnya, KPU tidak bisa memaksakan masyarakat untuk memilih, karena menyalurkan hak pilih merupakan hak priogratif seseorang.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka golput tersebut, yakni berdekatan dengan perayaan Natal, libur anak sekolah, dan kemungkinan besar masyarakat apatis terhadap Pilwakot ini.
\"Kita sama-sama tahu bahwa menjelang Natal ini tidak sedikit masyarakat kota Bengkulu pulang ke kampung halamannya, Medan. Demikian juga menikmati hari libur, setiap pesawat yang terbang dari Bengkulu menuju selalu dalam keadaan penuh, ini tandanya masyarakat kota Bengkulu lebih banyak keluar dibandingkan masuk,\" paparnya.
Meskipun demikian, ia mengaku tingginya angka golput tersebut tidak mengurangi makna Pilwakot Bengkulu.(400)