BENTENG, BE - Ribuan pelamar CPNS di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) meragukan Tes Kemampuan Bidang (TKB) dalam perekrutan abdi negara musim tahun 2014 ini yang diterapkan Badan Kepegawaian, Pelatihan dan Pendidikan Daerah (BKPPD). Pasalnya, daerah lain tidak mewajibkan dilakukan TKB bagi pelamar CPNS tersebut. Hanya Bumi Maroba Kite Maju ini satu-satunya yang menerapkan TKB tersebut. Sehingga, pelamar menduga jika TKB ini akan dijadikan \"tempat bermain\" oknum panitia. Sebab, jika peserta dinyatakan lulus dari hasil CAT namun tidak lulus di TKB maka cita - cita menjadi PNS tidak akan terwujud.
\" Kalau pakai CAT, tidak perlu lagi pakai TKB. Oleh sebab itu, saya meragukan TKB dijadikan senjata oleh oknum panitia,\" beber seorang pelamar CPNS yang minta dirahasiakan identitasnya, kemarin.
Menurut pelamar, contohnya tes CPNS di Pemprov Bengkulu yang tidak mengunakan TKB dalam proses perekrutan CPNS. Sehingga, pelamar memiliki keyakinan jika tes yang diselenggarkan itu bersih dan bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Kemudian, hasil dari tes langsung dapat diketahui oleh peserta setelah mengikuti ujian. Namun, jika ditambah TKB maka diragukan kemurniannya. \" Kalau tetap pakai TKB, saya tidak yakin jika pelaksanaan tes CPNS ini murni,\" terangnya.
Sementara itu, Kepala BKPPD Benteng, Hasan Basri, S.Sos membantah jika TKB itu dijadikan alat untuk melakukan kecurangan dalam proses pelaksanaan CPNS ini. Melainkan, hal itu bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dalam bidang yang diambilnya. Sebab, bidang itulah yang akan menjadi dasar bagi peserta untuk bekerja jika lulus nantinya. \" Kalau pintar tetapi tidak menguasi bidangnya maka juga tidak baik,\" tandasnya.
Ia menambahkan, hasil dari TKB ini juga dapat diketahui langsung setelah ujian selesai dilakukan. Sama saja, dengan metode CAT yang mulai diterapkan mulai tahun 2014 ini. Sehingga, peserta tidak perlu mengkawatirkan persoalan itu. Yang jelas, panitia akan bekerja secara selektif dan sesuai aturan. \" Saya rasa tidak ada persoalan dengan TKB ini,\" tutupnya.
Pantauan BE, kemarin di SMKN 2, proses pengambilan nomor dan pengembalian berkas terjadi kekacauan. Sebab, ketika panitia akan membagikan nomor, kartu nomor itu langsung direbut oleh para peserta di halaman sekolah kejuruan tersebut. Di sisi lain, para peserta mengunakan kursi dan ruangan belajar sebagai mengisi kekurangan dari berkas yang akan dimasukan. \" Kenapa proses CPNS di Benteng kacau ya pak,\" tanya peserta. (111)