BENTENG, BE - Sudah dua minggu nelayan tradisional di Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) tidak melaut. Alasannya mereka tak dapat solar subsidi, pasca pengurangan jatah 20 persen pada Stasiun Pengisian Dealer Nelayan (SPDN) Pulau Baai. Nelayan mendesak gubernur Bengkulu mengambil kebijakan mendesak Pertamina tidak mengurangi jatah khusus solar subsidi nelayan. Salah seorang Nelayan Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Saharudin (40) mengaku tidak bisa melaut akhir-akhir ini, karena sangat sulit mendapatkan BBM bersubsidi. Sedangkan kebutuhan di SPDN sangat terbatas setelah pengurangan BBM. Untuk membeli solar di eceran harganya tinggi Rp 6.500-7.000/liter. \"Kini kami menderita nian pak. Sudah hampir 15 hari ini tidak melaut. Kalaupun dapat solar jumlahnya kurang dari harapan. Dari pada kami tidak bisa pulang atau di tengah laut kehabisan BBM, lebih baik tidak melaut,\" sampainya, kemarin yang diamini nelayan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, nelayan terpaksa beralih profesi menjadi buruh harian. Ia akan kembali melaut jika BBM sudah terkumpul. Dia mendesak gubernur memperhatikan nasib nelayan. \"Kami sangat berharap pak gubernur melihat penderitaan nelayan. Kami bukan cari kekayaan, melainkan biaya makan sehari-hari,’’ tambahnya. (111)
Sulit Solar, Nelayan Tak Melaut
Senin 08-09-2014,17:10 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :