Maktab CJH Bengkulu Bisa Ditempuh Jalan Kaki

Minggu 10-08-2014,10:15 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE- Kementerian Agama (Kemenag) telah melakukan  pengundian (qur\'ah) lokasi atau maktab pemondokan haji.  Hasil qurah itu selanjutnya akan disampaikan secara resmi untuk disosialisasikan. \"Senin, hasil qurah dibagikan secara resmi Kemenag RI. Pun begitu, saat ini  kita telah memiliki hasil qurah itu dan akan disosialisasikan ke masing-masing daerah, \" kata Kepala Kanwil Kemenag H Suardi Abbas, SH MH melalui Kabid Haji dan Umroh, Drs H Zahdi Taher MHI saat dihubungi BE, kemarin. Seperti diketahui  hasil pengundian pemondokan haji  untuk calon jemaah haji Bengkulu   Kloter 4 Padang (Pdg) berada di Maktab 29 dengan nomor rumah D.19 dan D.8 berada di sektor 4 wilayah Syisyah. Sementara Kloter 5 Pdg berada di Maktab 02 nomor rumah A.03 berada di sektor 1 wilayah Mahbas Jin serta Kloter 6 Pdg berada di Maktab 04 nomor rumah D.2 sektor 7 wilayah Utaibiyah. \"Alhamdulillah  jarak  pemondokan Bengkulu dengan Masjidilharam tidak jauh, dan bisa ditempuh dengan jalan kaki, \" katanya. Masih dikatakan Zahdi Taher,  walau ada jarak yang jauh dari pemondokan dengan Masjidilharam, jamaah akan tetap dilayani dengan transpotasi  yang akan menjemput dan mengantar disediakan Kemenag RI. Persiapan demi persiapan pemberangkatan CJH terus dilakukan, koper CJH, paspor dan kesehatan. Khusus pembuatan paspor dari ribuan jamaah yang akan diberangkatkan, masih ada dua CJH lagi yang belum membuat,yakni CJH asal Bengkulu Selatan. \"Namun paspor kedua CJH itu akan segera dikirim akan ke Jakarta,\" tukasnya. Sementara itu Kasi Haji dan Umroh, Kemenag Kota, H Erwan Gastra sangat bersyukur pemondokan CJH Kota Bengkulu berada di ring I dan tak jauh berbeda dengan tahun lalu. Jarak antara pemondokan ke Masjidilharam masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki. \"Pemondokan yang ada di sana pun kualitasnya sama halnya dengan hotel berbintang tiga.  Nah, saat ini kita tengah sosialisasikan pada CJH  supaya tetap menjaga kesehatan dan dilatih kemandirianya,\" ucapnya. Selisih Bayar Janji pemerintah yang akan mengembalikan biaya selisih bayar  akibat kenaikan dollar bagi  jemaah tunda  pemberangkatan tahun 2013 lalu hingga kemarin belum ada kejelasanya. Berapa biaya yang akan dikembalikan pun belum diketahui. \" Selisih bayar belum dibicarakan,\" katanya. Namun dari informasi  yang  berkembang di Kemenag RI, selisih bayar akan dibagikan kepada jemaah bersamaan dengan pembagian living cost. Disingung transportasi haji yang belum diketahui siapa pemenangnya, Zahdi menyerahkan sepenuhnya pada pemerintah daerah, karena sudah  menjadi ranah dari Pemprov. Namun ia berharap  pada pelaksanaan pemberangkatan nantinya, transportasi itu  sudah ditetapkan. \"Teknisnya silahkan Pemda Provinsi yang terpenting saat pelaksanaan semuanya sudah tidak ada kendala,\" tandasnya. Jamin Kesehatan Persiapan penyelenggaraan ibadah haji untuk sektor kesehatan terus digempur isu penyakit mematikan. Setelah beberapa waktu lalu publik dibuat resah dengan penularan virus Corona, sekarang giliran penularan virus Ebola yang mengancam. Meskipun digempur dua isu penyakit mematikan itu, pemerintah menjamin kesehatan jamaah haji selama menunaikan rukun Islam kelima itu. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Jamil mengatakan, sampai saat ini persiapan penyelenggaraan haji belum mengalami gangguan. \"Insyallah persiapan kami tidak akan terganggu dengan kebeardaan virus Ebola maupun virus Corona yang beberapa waktu lalu menggemparkan Arab Saudi dan sekitarnya,\" tuturnya kemarin. Jamil meminta semua calon jamaah haji yang masuk porsi berangkat tahun ini tetap tenang. Mantan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag itu mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait teknis pembekalan kesehatan jamaah haji. Dia berharap pemerintah Arab Saudi segera mengatasi potensi penyebaran penyakit-penyakit tadi, sehingga tidak sampai mengganggu ibadah tahunan paling akbar di dunia itu. Urusan Ebola ini juga belum sampai mengganggu proses administrasi keimigrasian jamaah haji Indonesia. Jamil sampai saat ini belum mendapatkan informasi ada penolakan visa haji untuk jamaah Indonesia dari pemerintah Arab Saudi. Sebelumnya Arab Saudi telah mengeluarkan kebijakan menolak visa haji untuk beberapa negara Afrika yang dideteksi menjadi basis penularan virus Ebola. Persiapan lainnya adalah keberadaan asrama haji sebagai tempat transit sementara calon jamaah sebelum bertokal menuju Arab Saudi. Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Mochammad Jasin mengatakan, seluruh panitia daerah diharapkan mulai siaga sebelum kedatangan jamaah haji pertama kali di asrama haji pada 31 Agustus nanti. Kesiapan yang harus dimulai sejak dini diantaranya adalah, pelayanan penerbitan dokumen administrasi keberangkatan jamaah haji. Selain itu juga kesiapan kesehatan dan sanitasi kamar tidur dan sarana lain di asrama haji. \"Keberadaan ruang kesehatan di asrama haji penting. Jangan diremehkan,\" jelas dia. Sehingga panitia haji bisa mendeteksi secara dini ketika ada calon jamaah haji mengalami gangguan kesehatan. Kesiapan sarana kesehatan ini meliputi keberadaan dokter umum, dokter spesialis, dan obat-obatan. Sementara itu, Kepala Balitbangkes Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengabarkan, bahwa kemarin secara resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan ebola sebagai public health emergency of international concern (PHEIC). Yang artinya, ebola masuk dalam kejadian luar biasa yang beresiko resiko bagi kesehatan masyarakat negara lain karena berpotensi menyebar lintas negaa. Serta wajib menjadi concern dunia internasional. \"Kalau sudah masuk PHEIC itu artinya ini keadaan darurat, berbahaya. Kita akan tunggu langkah WHO selanjutnya. Kita terus berkoordinasi agar terus tahu perkembangannya,\" ujar Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Ali Ghufron Mukti pada koran ini. Penetapan ini pun dikatakannya tidak gegabah. Biasanya, WHO memutuskan untuk memasukkan suatu penyakit menjadi PHEIC setelah menerima data dari negara endemic, yang kemudian dilakukan penilaian resiko serta bukt ilmiah dan pertimbangan dari komite kesehatan dunia. Penyakit ini sendiri memang dikatakan memiliki kesempatan kecil untuk masuk Indonesia. Namun, penyakit yang hingga kini belum ditemukan obat dan vaksinya itu telah diduga masuk ke Timur Tengah, melalui Jeddah. Dan, seperti yang diketahui, lebih dari jutaan warga negara Indoensia (WNI) yang bekerja di sana. Kekhawatiran WNI terinfeksi wabah ebola ini pun muncul di sana. Ghufron mengatakan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan perwakilan RI di Saudi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memberikan pengertian terkait penyakit yang telah menelan korban sebanyak 932 orang ini. sehingga bisa mensosialisasikannya pada WNI di sana. Sementara untuk petugas kesehatan haji, pihak Kemenkes telah memberikan pelatihan-pelatihan khusus dalam menangani pasien yang diduga terinfeksi Ebola. \"Pihak Kementerian Agama juga telah menanyakan hal ini. Kami menghimbau agar seluruh WNI di manapun berada untuk hidup bersih, hidup sehat. Sedangkan yang akan ke negara endemic, sebaikanya ditunda,\" tuturnya. (247/**)

Tags :
Kategori :

Terkait