39 Jam Hilang, Tewas Membusuk

Kamis 31-07-2014,09:16 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Hari pertama perayaan Idul Fitri 1435, kawasan objek wisata Pantai Panjang Kota Bengkulu langsung memakan korban jiwa. Lima orang mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu (STTAB) tersapu ombak di kawasan Jembatan Muara 2, sekitar pukul 16.00 WIB, Senin (28/7). Kelimanya Johan Siregar (24), Wahyu (22), Aan (18), Pianus (21) dan Mardin Saogo (21). Korban Mardin Saogo yang diketahui berasal dari Tumale Kepulauan Mentawai Sumatera Barat sempat hilang selama 39 jam. Pencarian korban melibatkan tim Basarnas, Sabhara Polda Bengkulu, Polair dan TNI AL. Dan baru ditemukan Rabu (30/7) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB, tak jauh dari korban tenggelam. Kondisinya pun sudah membusuk dengan tubuh membengkak. Sementara keempat korban lainnya berhasil diselamatkan. Usai ditemukan korban dibawa tim Basarnas ke RS Bhayangkara. Hanya saja, rumah sakit tersebut tak memiliki kamar pendingin sehingga dipindahkan ke RSMY. Kondisi korban yang telah membusuk membuat jenazahnya tak bisa dibawa ke Mentawai. Akhirnya sekitar pukul 10.00 WIB, korban dibawa pengurus Gereja Gaikeisia, Lingkar Barat dan selanjutnya dimakamkan di pemakaman Air Sebakul, Kota Bengkulu. Informasi yang dihimpun, peristiwa naas itu terjadi bermula saat korban bersama 4 teman kampusnya hendak menyeberang Muara Jenggalu dari arah makam Tapak Jedah menuju Pantai Panjang. Kala itu air laut tengah surut. Saat mereka melintas, tak disangka air tiba-tiba pasang dan datang ombak besar. Salah orang korban, Pianus yang tidak bisa berenang tiba-tiba nyaris tenggelam. Melihat hal tersebut, korban beserta teman-temannya membantu untuk menyelamatkan Pianus. Korban yang saat itu membantu mendorong Pianus dari dalam air akhirnya kehabisan tenaga dan tertarik arus. Di waktu bersamaan, ke-3 rekan mereka fokus berusaha membantu menarik Pianus dari atas dan kemudian dibawa kedaratan. Namun, saat mereka usai menolong Pianus, dan hendak menolong justru Mardin Saogo yang terseret arus dan hilang. \"Setelah menyelamatkan Pianus, kami juga berusaha menyelamatkan bang Mardin yang terseret arus karena menolong Pianus dari bawah air. Namun saat hendak menolong, bang Mardin sudah tenggelam,\" ujar Aan. Meski berhasil diselamatkan, Pianus dilarikan ke RSMY lantaran sempat pingsan akibat banyak menelan air laut. Jangan Mandi Pantai Peristiwa naas tersebut mendapat perhatian Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah SAg MPd. Pasalnya, ia telah mengimbau agar pengunjung Pantai Panjang agar jangan mandi di kawasan tersebut. \"Saya mengimbau kepada pengunjung, baik yang dari dalam maupun luar kota untuk tidak mandi di tempat yang dilarang. Sebab sangat berbahaya dan setiap tahun memakan korban,\" ujar Junaidi. Ini berkaca dari perayaan lebaran di kawasan objek wisata Pantai Panjang yang kerap menelan korban, baik itu anak kecil maupun orang dewasa. Bila memang ingin mandi, ada tempat khusus yang aman bagi para pengunjung. \"Silahkan mandi di tempat yang memang diperbolehkan mandi, yakni di Pantai Zakat,\" paparnya. Mencegah jatuhnya korban di hari raya kali ini, pihaknya sudah menyiapkan spanduk larangan agar masyarakat mengetahui bahwa tempat tersebut dilarang untuk mandi. Selain itu, beberapa petugas gabungan pun juga disiapkan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. \"Mencegah kemungkinan terburuk petugas sudah disiapkan, baik dari Lanal, polisi, Dishubkominfo. Selain itu, spanduk dilarang mandi juga cukup banyak disediakan,\" katanya. Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Tatang Somantri mengaku sangat kecewa dengan pemerintah daerah yang seharusnya bertanggungjawab akan keselamatan para pengunjung Pantai Panjang. Ini lantaran tidak terlihatnya petugas maupun aparatur Pemda melalui Dinas Pariwisata yang disiapkan di lapangan. \"Seharunya langsung pantai lokasi turun ke lapangan lihat kondisi yang ada. Jangan hanya tidur pemerintahnya, sebab ini adalah tanggungjawab Dinas Pariwisata, tapi mana lembaga terkait tidur saja mereka,\" ungkap  saat sidak kondisi arus pariwisata di Pantai Panjang, Panati Nala, Pasir Putih,  Tapak Paderi dan Pantai Zakat, kemarin (30/7). Dikatakan Kapolda, Pemprov, Pemkot dan masyarakat juga memiliki tanggungjawab bersama untuk keselamatan, keamanan dan kenyamanan baik itu kondisi maupun potensi dikawasan objek wisata yangs selalu ramai dikunjungi saat pelaksanaan lebaran. \"Kalau pengamanan ya tugas kepolisian. Kalau pasang papan imbauan bukan tugas polisi dong, Dinas Pariwisata, tapi mana mereka tidak ada,\" sebutnya lagi. Melihat kondisi rawannya lokasi wisata khususnya Pantai Panjang Bengkulu, Kapolda mengatakan seharusnya pemerintah dapat memanfaatkan sumberdaya masyarakat membantu pengamanan. Misalnya memberdayakan komunitas selancar, selam dan lainnya. \"Dalam rakor sudah sering saya sampaikan, tampaknya tidak begitu menjadi daya tarik bagi pemerintah. Harusnya dibangun tower pemantau di kawasan pantai, tapi tidak dibangun juga, jangan hanya wacana tapi dilaksanakan,\" ucap Kapolda. Dalam pengamanan wilayah pantai saat lebaran, Polda Bengkulu bersama Lanal Bengkulu dan TNI Korem 041/Gamas telah membagi tugas di beberapa titik wilayah kawasan wisata Pantai Panjang. \"Kita telah menyiapkan 5 unit perahu karet di kawasan pantai. Namun perlu juga disadari, unit yang kita punya masih belum kuat melawan ombak Pantai Bengkulu yang arusnya berlapis tersebut,\" imbuh Kapolda.

Tags :
Kategori :

Terkait