10 Tahun, Abrasi 20 Meter

Senin 23-06-2014,17:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENTENG, BE - Abrasi membuat petani Sawit semakin khawatir, terutama petani di sepanjang pantai pesisir Kecamatan Pondok Kelapa. Karena sejak 10 tahun terakhir telah terjadi abrasi sepanjang 20 meter dari bibir pantai. Jaraknya dengan kebun sawit warga hanya sekitar 3 meter lagi, untuk mengatasi sawit masuk ke laut, petani berharap segera dibangunkan pelapis tebing. Seperti disampaikan warga Padang Betuah, Syafrudin, yang memiliki lahan kebun sekitar 5 haktare. Abrasi juga terjadi di depan lahan sawitnya yang sudah berumur 10 tahun. \'\'Pohon-pohon pantai sudah tumbang, tidak ada lagi penahan lahan, hanya lahan lepas yang sangat mudah terjadinya abrasi,” keluhnya. Bila tidak segera dipasang bronjong, kata Syafrudin, lahan sawit miliknya bisa terancam habis. Kalau air laut masuk ke lahan tanahnya yang lembut bisa lebih cepat tergerus, dalam tempo 5 tahun saja kebun Sawit miliknya dan warga lainnya diperkirakan bisa hilang. “10 tahun saja sudah 20 meter abrasi dari pantai, banyak pohon tumbang. Jika masuk ke lahan sawit, terancam habis juga lahannya,” akunya. Senada  disampaikan warga Tanjung Sakti, Roman Siwa, menjelaskan jika pemecah ombak yang dibangun hanya sebagian di pesisir Pondok Kelapa. Sebagian masyarakat yang nyaman dan tenang tidak khawatir badai, tetapi dari ujung pemecah ombak, hingga ke Padang Betuah sangat dekat dengan tepi pantai. “Selain bronjong, perlu dipasang pemecah ombak panjang,” terangnya.(111)

Tags :
Kategori :

Terkait