Tegas dan Disiplin, Jadikan Rumdin Rumah Rakyat

Rabu 18-06-2014,09:22 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Sebagai seorang profesional di bidangnya, tak pernah dalam sejarah hidup Ichwan Yunus CPA MM melalaikan tugas dan menunda-nunda pekerjaannya. Mottonya adalah apa yang bisa dikerjakan sekarang tidak boleh menunggu besok pagi. Kata-kata itu benar-benar dipegang erat dalam aktivitas keseharian Ichwan. Tidak hanya pekerjaan kantor, tapi juga termasuk pekerjaan rumah tangganya. Setelah lama menikah, Ichwan mempunyai empat orang anak. Yaitu Ina Oktavia Sari (Putri Sulung), Linda Erawati (Putri Kedua), Putra Kurniawan, dan Sepra Fitri.

Pada bulan April 1961 sampai dengan akhir tahun yang sama, setelah menyelesaikan kursus Jabatan Pembantu Akuntan di Bandung, sambil menunggu proses penempatan secara resmi oleh pemerintah, Ichwan dipekerjakan untuk ikut serta memeriksa perusahaan Kimia Farma Cabang Bandung. Pengalaman pertama sebagai pemriksa ini dijalaninya lebih kurang lima bulan. Kemudian Ichwan resmi di tempatkan di Jakarta dan bertugas memeriksa Bulog Cabang Jakarta Raya. Hanya lebih kurang berselang tiga bulan bertugas di Jakarta, pada Januari 1962 Ichwan kembali ke Bandung karena dapat tugas belajar di Akademi Ajun Akuntan. Pada tahun 1964 setelah merampungkan studinya di Akademi Ajun Akuntan Bandung, Ichwan langsung ditugaskan di Medan, Sumatera Utara untuk memeriksa beberapa perusahaan negara di sana, antara lain Panca Niaga dan Bulog Medan. Lebih kurang delapan bulan bertugas, tepatnya Oktober 1964 Ichwan dipanggil kembali ke Jakarta untuk mengikuti tugas belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara.

Pada bulan Januari 1970 Ichwan berangkat ke Palembang untuk menjalankan tugasnya. Di Palembang Ichwan betul-betul konsentrasi pada pekerjaannya. Di Palembang inilah Ichwan memulai karier birokrasinya. Untuk pertama kalinya ia diberi kepercayaan menduduki jabatan eselon IV sebagai Kepala Seksi Pemeriksaan Perusahaan Negara. Pada bulan November 1976 Ichwan dipindah tugaskan kembali ke Jakarta mendapatkan promosi jabatan ke eselon III sebagai Kepala Sub Direktorat Pemeriksaan Kas Negara. Prinsip-prinsip konsisten dipelihara oleh Ichwan dengan cuma-cuma atau gratis, bahkan harus dibayar di muka dengan harga mahal, tapi bukan dengan uang atau benda berharga lainnya, melainkan dengan kerja keras dan prestasi. \"Jika semua itu dilakukkan, ternyata pengharagaan belum juga kunjung datang maka bisa jadi kerja keras dan prestasi menurut kita belum tentu prestasi menurut orang lain atau menurut kaidah umum lainnya,\" terangnya.

Pada tanggal 1 Februari 1990 Ichwan resmi pensiun dari Pegawai Negeri Sipil pada usia 50 tahun, dengan masa kerja lebih kurang tiga puluh tahun. Saat itu, Ichwan oleh Direktur Utama PLN, perusahaan negara tempat ia pernah mengabdi mengemukakan maksudnya untuk meminta bantuan Ichwan dalam rangka mempersiapkan penerbitan obligasi PLN. Ichwan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia langsung menyatakan kesanggupannya di depan Direktur Utama PLN sekaligus dengan target waktunya. Oleh karena itu, Ichwan meraih kesuksesan dalam hidupnya dan keluarga Ichwan semakin berubah. Ia mendapat fee dari perusahaan sebesar 200.000 USD ( sekitar tiga milyar lebih). Tidak hanaya itu, Ichwan juga mendapatkan hadiah berupa sebuah sedan Mercy baru seharga Rp. 600.000.000.

Akhirnya pada tahun 1994/1995 Ichwan mulai membuka kebun kelapa sawit, tahun pertama luas lebih kurang 90 hektar, dan kemudian diperluas menjadi 130 hektar di daerah Bantal Mukomuko. Ia pun mendengar berita bahwa seorang anak gadis di masyarakat menggantung diri karena putus asa tidak diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil. Mulai saat itu Ichwan berniat untuk mencalonkan diri menjadi Bupati Mukomuko. Tujuannya tidak lain dan tidaak bukan hanyalah mengadakan perubahan lebih cepat bagi keberdayaan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Mukomuko. Kekuasaan baginya hanyalah alat untuk mencapai tujuan tersebut. Munurut Jawoto dan timnya keunggulan Ichwan terletak pada keikhlasannya. Visi dan Misi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Mukomuko Ichwan dan Supardji yaitu mempercepat pengentasan kemiskinan dan pembangunan dalam arti luas untuk terwujudnya masyarakat Kabupaten Mukomuko yang maju, mandiri, sejahtera yang berkeadilan melalui peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia untuk memanfaatkan potensi Sumbar Daya Alam (SDA) secara optimal dan berkelanjutan, berbasis sosial-budaya masyarakat yang didukung oleh pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Maka disusunlah misi pembangunan Mukomuko lima tahun ke depan. Di antaranya membangun manusia seutuhnya, peningkatan pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan berwibawah (good governance), membangun prasarana dan sarana perekonomian daerah, meningkatkan kesadaran hukum bagi masyarakat, melaksanakan pembangunan ekonomi dengan melakukan penekanan terhadap sektor-sektor prioritas, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, dan pembangunan sosial dan budaya mesyarakat melalui pemberdayaan yang berkeadilan.

Menurut Ichwan, visi dan misi di atas pada dasarnya mengandung satu tema besar, yaitu pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, hukum, pendidikan dan sosial budaya menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera yang dimulai dengan upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Tepat pada tanggal 12 agustus 2005, Ichwan resmi dilantik menjadi Bupati Mukomuko oleh Seman Widjojo selaku Penjabat Gubernur Bengkulu, mewakili Menteri Dalam Negeri dengan upacara sederhana yang digelar oleh Dewan Perwakilan Rakyat kabupaten Mukomuko dalam sebuah sidang paripurna. Mulai saat itu resmilah Ichwan sebagai Bupati sekaligus pelayan masyarakat Mukomuko. Semenjak dilantik menjadi Bupati Mukomuko, rumah dinas Bupati adalah rumah rakyat. Setiap masyarakat dari manapun asalnya (tidak hanaya masyarakat Mukomuko), apapun latar belakangnya dan apapun persoalan yang dibawa, bebas bertamu ke rumah Bupati.

Ichwan selalu membuka lebar rumahnya untuk masyarakat umum,dan menemui, bahkan melayani langsung setiap masyarakat yang datang bersilaturahmi kepadanya. Tidak hanya di rumahnya, di kantorpun pada jam-jam tertentu ia masih menerima tamu masyarakat umum yang ingin berjumpa dengannya.

Di mata para pembantunya, Ichwan dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas dan disiplin. Ichwan telah mempertontonkan sosok kepala daerah yang jauh lebih menonjol kepemimpinannya daripada kekuasaannya. Dengan modal sifat dan karakteristik positif yang menyatu dalam kepribadiannya, ia tampilkan kombinasi tipe dan gaya kepemimpinan yang perasa, disiplin, tegas dan demokratis. Ia posisikan dirinya sebagai atasan, mengayom sekaligus sebagai suri tauladan bagi pembantu-pembantunya. Ia fungsikan dirinya sebagai pelayan masyarakat di hadapan rakyatnya. Ichwan berusaha keras untuk menghindari jurang pemisah anatar pemimpin dengan rakyat, yang mungkin selama ini menjadi penyebab buruknya komunikasi anatara rakyat dengan pemimpinnya. (adv/900)

Tags :
Kategori :

Terkait