BRUSSELS - Sebuah serangan tembakan beraroma sentimen anti-Semit terjadi di Museum Yahudi di Brussels, Ibu Kota Belgia. Tiga orang tewas dan seorang lainnya kritis. Para korban adalah dua warga Israel dan seorang wanita Prancis.
Wakil Jaksa Ine Van Wymersch menyatakan, pelaku menembak wajah dan leher korban. Pelaku bertindak sendirian dan aksinya, tampaknya, sudah direncanakan dengan baik.
Wymersch pun meminta warga Brussels untuk membantu mengidentifikasi pelaku. Sebuah video yang merekam aksi penembakan itu akan diedarkan kepada publik untuk mempermudah mengenali pelaku tersebut.
Menteri Dalam Negeri Joelle Milquet memaparkan, pelaku memarkir mobilnya sebelum memasuki Museum Yahudi di kawasan megah Sablon. Dia menembak dengan tergesa-gesa, lalu keluar dari museum dan melarikan diri.
\"Pelaku menembak turis Israel itu di dekat pintu masuk. Kemudian, dia bergegas ke bagian petugas penerimaan pengunjung dan menembak seorang petugas,\" tulis pernyataan resmi pihak museum.
Polisi menangkap seorang terduga pelaku Sabtu malam (24/5) waktu Belgia. Tetapi, dia lantas dibebaskan dan hanya dijadikan saksi. Serangan di malam jelang pemilihan anggota Parlemen Eropa itu membuat aparat panik. Status keamanan pun ditingkatkan. Langkah-langkah antiteror juga diberlakukan untuk melindungi warga Yahudi.
Wymersch menyatakan, masih terbuka semua kemungkinan terkait dengan motif penyerangan. Namun, pemerintah melihat, insiden itu merupakan simbol nyata sentimen anti-Semit. Sebab, korbannya, tampaknya, sudah ditarget pelaku. Belum ada kelompok yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Serangan itu langsung mendapat perhatian khusus Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Menurut dia, insiden tersebut disebabkan lemahnya perlindungan pemerintah Eropa untuk mencegah meluasnya sentimen anti-Semit.
\"Mereka, di Eropa, begitu cepat kalau mengecam pembangunan apartemen di Yerusalem. Tetapi, mereka lambat atau hanya sedikit mengecam pembunuhan warga Yahudi di wilayah mereka,\" ungkapnya.(cak/c23/dos)