BENGKULU, BE - Hasil tangkapan ikan nelayan tradisional di Pulau Baai berkurang hampir separuh dari biasanya. Hal ini dikarenakan tingginya gelombang laut yang terjadi selama beberapa pekan terakhir. Pengakuan ini diungkapkan salah satu penjual ikan di pusat pelelangan ikan, Agus (36), kepada jurnalis BE, kemarin.
\"Biasanya ikan laut segar yang dibawa oleh para nelayan dari laut bisa 40 sampai 60 kilogram. Namun sudah beberapa hari ini jumlahnya hanya sekitar 30 kilogram perhari. Informasi yang kami dapatkan karena nelayan tradisional enggan melaut akibat gelombang tinggi dan angin kencang,\" ungkapnya.
Ikan yang dijualnya, katanya merupakan ikan hasil tangkapan nelayan yang tetap memaksakan diri melaut agar dapat memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jenis yang dijualnya pun saat ini hanya ikan jenis campuran seperti cumi-cumi dan udang.
Salah satu nelayan tradisional, Makmur (47), mengakui kebanyakan nelayan enggan melaut. Pasalnya, selain gelombang setinggi hampir 3 meter lebih sudah sejak seminggu terakhir melanda perairan Pulai Baai, cuaca di perairan Samudra Hindia juga dikatakannya rentan terjadi badai. \"Cuacanya kurang bersahabat untuk melaut. Kapal saya bisa karam kalau tetap dipaksakan,\" imbuhnya.
Kondisi ini, lanjutnya, bukan hanya membuat ikan hasil tangkapan nelayan tradisonal berkurang, tapi juga membuat mereka kehilangan penghasilan. Sebab, kata Makmur, sebagian besar nelayan memperoleh penghasilan dari melaut. \"Memang ada sebagian nelayan yang tetap memaksakan diri melaut. Itu karena mereka tak punya penghasilan lain selain dari menangkap ikan. Itulah yang membuat jumlah tangkapan ikan yang dibawa ke pelelangan berkurang,\" paparnya.
Sementara berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bengkulu (BMKG) Bengkulu, gelombang tinggi diperairan Samudra Hindia masih akan terjadi hingga beberapa pekan kedepan. Karenanya, BMKG berharap agar nelayan yang berniat melaut dapat mewaspadai dan berhati-hati terhadap gelombang laut tersebut.
\"Gelombang laut yang disertai angin kencang masih akan terjadi. Sebaiknya nelayan berhati-hati, karena bisa membahayakan perahu dan kapal,\" kata analis BMKG Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu Rosyidah. (cw1)