Arisan Seks Guncang Ranah Minang

Minggu 04-05-2014,12:20 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Petinggi Daerah Perdebatkan Data

LIMAPULUHKOTA, BE - Kasus arisan seks yang terjadi di Ranah Minang, tepatnya nan merambah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, sudah mengguncang dan memicu banyak komentar.

Dari sumber langsung JPNN di sekitar daerah tersebut menjelaskan, fenomena arisan seks ini memang mulai ramai dibicarakan. Dari yang dia dengar, kejadian ini sudah terjadi lama, namun baru kini terungkap. Arisan seks ini melibatkan 3 sampai 4 pasangan dalam satu kelompok. \"Arisan dikocok untuk mencari tandem (pasangan). Jadi \'tukar-tukar\' rasa dan selera. Terungkap ke publik mungkin karena ada yang hamil. Kami cukup resah dengan kejadian ini,\" kata sumber JPNN yang enggan namanya dipublikasikan. Soal ini, Kapolres Limapuluh Kota AKBP Cucuk Trihono, belum bisa berkomentar banyak. Kapolres mengaku belum menemukan data, seperti yang sempat dibahas dalam diskusi Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lembaga sosial setempat. Dalam pertemuan itu diulas soal arisan seks dan kemudian menyusul munculnya dugaan 200 perempuan hamil di luar nikah. \"Kalau ditemukan persoalan-persoalan sosial seperti itu di Limapuluh Kota, kami pasti akan melakukan penindakan. Namun sampai sekarang belum kami temukan,\" kata Cucuk Trihono kepada Posmetro Padang (Grup JPNN). Polres, lanjut Cucuk, juga akan senang jika digandeng untuk menyibak satu permasalahan. \"Kalau ada permasalahan dan ada yang mau melapor, ya kami bersedia menindaklanjutinya, waktu kami terbuka 24 jam,\" sebutnya, menanggapi rencana Ketua MUI, LKAAM dan lembaga lainnya yang akan menghadap Polres. Sementara Kepala Dinas Pendidikan Limapuluh Kota Desri, mengaku prihatin dan sangat terkejut dengan temuan \'Arisan Seks\' tersebut. \"Saya prihatin sekaligus terkejut. Sebab dalam data yang saya punya tidak ada siswa arisan seks. Apalagi ada pelajar hamil 200 orang di luar nikah. Data dari mana itu?,\" tanya Desri. Desri mengatakan, akan melakukan cross check kepada Dinas Kesehatan terkait adanya data 200 orang hamil di luar nikah. \"Kita harus bicara data, dari mana asal data pelajar hamil 200 orang di luar nikah, kalau usia belajar mungkin. Jadi saya akan minta data itu kepada Dinas Kesehatan, siapa nama orangnya, dimana tinggalnya, pelajar atau bukan, siapa nama orangtuanya. Tidak ada data Dinas Pendidikan mengeluarkan anak sekolah hamil di luar nikah sebanyak 200 orang itu, kalau 1, 2 ada saya akui dan itu saya rasa dimana-mana ada,\" sebut Desri. Sebelumnya, Ketua MUI Limapuluh Kota Safrizon Azwar mengaku, mendapatkan data valid dari Dinas Kesehatan Limapuluhkota, tentang ditemukan 200 perempuan hamil di luar nikah. \"Arisan seks itu awalnya terungkap dari data Dinas Kesehatan, soal 200 perempuan hamil di luar nikah,\" jelas ketua MUI. Dia menyebutkan, fenomena sosial yang terjadi sekarang. \"Kita mengharapkan pemerintah daerah serius, aparat hukum serius menegakkan hukum, orangtua. Kemudian pemicunya yang penting disikapi, sebutlah warnet, memang ada izinnya tapi pengawasannya seperti apa,” ujarnya. Diakuinya MUI tentu tidak bisa mendalami betul soal arisan seks, hamil di luar nikah, maka MUI hanya bisa mengimbau sesui perannya. \"Kita tidak punya kewenangan lebih soal itu, kita hanya punya lima fungsi, pertama memberi fatwa, memperbaiki yang rusak-rusak (islah), nahi mungkar, memberikan masukan kepada pemerintah dan terakhir melayani umat,\" katanya. Dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar Syamsulrizal sangat menyayangkan kabar yang memprihatinkan tentang adanya pelajar arisan seks. Pihaknya akan melakukan pengecekan ke lapangan untuk memastikan kebenarannya. “Mendengar kabar ini, sangat melukai hati kita. Saya akan cek ke lapangan tentang data-data itu, benar atau tidak,” ujar Syamsulrizal, Jumat (2/5). Terpisah, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta guru, orangtua dan pemerintah, harus menjaga anak-anak. Kemudian, Irwan juga berharap kepada guru, orang tua dan pemerintah, juga peduli dengan pendidikan karakter terhadap siswa.(**)

Tags :
Kategori :

Terkait