Ilot mengatakan warga didesanya sudah terbiasa tanpa penerangan listrik. Meskipun sangat berharap menerima listrik, namun warga tak mau repot mengajukan protes apalagi berdemo ke PLN dan ke Pemkab. Warga setempat kata Ilot, mengikuti apa kata Kades saja. Kalau kades bilang semisal A maka warga pun akan menurut.
\"Kalau demo (ke Pemerintah) itu tergantung Kades, kalau kadesnya bilang iya kami nurut saja, tetapi kalau kadesnya diam kami juga ikut,\" kata Ilot.
Kades Tanjung Raman, Sohandi mengatakan sudah melaporkan masalah listrik ini ke PLN Kepahiang. Dari jawaban PLN kata Sohandi desanya itu dialiri listrik pada tahun 2013 mendatang. Untuk itu ia kini masih menanti realisasi janji PLN itu. Sementara itu, Kasi Kelistrikan Distamben Benteng, M Fauzi SSos menganggap persoalan listrik di Benteng sudah bisa diatasi, dengan adanya alat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLTS ini telah dibagikan ke warga yang desanya belum dialiri listrik. Pembagian itu ungkapnya dilakukan pada 2010 lalu. Menurutnya, alat tersebut mampu mengatasi masalah listrik di Benteng.
\"Kami sudah membagikan alat PLTS, itu sudah bisa menerangi rumah warga. Kalau soal jaringan listrik tanyakan saja ke Pemda. Kalau alat itu rusak, kata Fauzi itu salah warga (tidak bisa menjaga alat), karena alat PLTS itu bisa digunakan untuk waktu lama,\'\' katanya. Diakuinya, saat ini terdapat 140 desa, 10% dari jumlah desa yang ada di Bengkulu Tengah. (**)