AUSTIN - Dengan dominasi Marc Marquez, Repsol Honda di dua seri pembuka MotoGP gap poin dengan tim rival Movistar Yamaha semakin lebar. Ada kekhawatiran sisa seri berikutnya balapan tak menarik lagi ditonton. Di Austin, sinyal tersebut sudah tergambar jelas. Sebelum balapan dimulai, Marquez menyatakan, saingan utamanya di GP Amerika adalah rekan setimnya, Dani Pedrosa. Tapi seperti banyak balapan sebelumnya, Pedrosa tampil begitu membosankan tanpa ada semangat untuk bertarung. Meski tidak ada perlawanan rider Yamaha, Pedrosa yang seharusnya leluasa berebut podium tertinggi dengan Marquez malah teringgal empat detik lebih di akhir lomba. Benar-benar balapan yang membosankan. \"Saya tahu bahwa balapan tadi (Austin) membosankan untuk para fans,\" ujar Marquez usai merayakan kemenangannya. \"Mari berharap yang berikutnya lebih menyenangkan,\" tamba rider Spaniard itu. Bahkan seperti guyon, rider 21 tahun itu mengaku harus berkonsentrasi lebih sepanjang lomba karena situasinya begitu tenang. Dia mengaku belum pernah mengalami lomba dimana sejak lap pertama sampai terakhir terus mendominasi. \"Sulit menjaga konsentrasi dan aku kehilangan sedikit konsentrasi di lap terakhir karena balapan ini terlalu sepi,\" akunya. Juara MotoGP 2013 itu juga mengaku sengaja memperlambat laju motornya di tikungan terakhir.
\"Jadi untuk para mekanik dan keluargaku aku melambat di tikungan terakhir,\" katanya. Bagaimana dengan seri berikutnya? Marquez menyatakan, sirkuit di Argentina adalah salah satu favoritnya. Jika di sirkuit Amerika yang tak pernah dijajalnya sebelumnya tahun lalu, Marquez bisa menang, apalagi di trek favoritnya. Dengan kemenangan di Austin, Marquez memimpin klasemen sementara dengan nilai sempurna 50 poin. Terpaut 14 poin dari rekan setimnya Dani Pedrosa. Satu-satunya rider tim rival Yamaha yang paling dekat adalah Valentino Rossi. Namun gap-nya cukup jauh 28 poin. Kemenangan satu kalipun belum cukup untuk mengejar defisit. Jorge Lorenzo lebih jauh lagi. Gagal di seri pembuka dan hanya finis di posisi 10 di Austin, nama juara dunia dua kali itu masih diluar daftar di 15 rider teratas di klasemen sementara. Dominasi Marquez tak lepas dari setingan motornya yang tak bisa ditiru rider lain. Di Austin, Baby Monster, julukan Marquez, adalah satu-satunya pembalap yang menggunakan ban belakang dengan compound hard. Tipe ban yang paling tidak diminati rider lain karena rendahnya tingkat cengkeraman di trek dan lebih lama panasnya. Valentino Rossi dan Cal Crutchlow menyatakan ingin mengikuti taktik Marquez. Namun di Austin mereka belum mencobanya. Rossi yang mengalami kemunduran tajam setelah sempat bertarung memperebutkan posisi ketiga dengan Andrea Iannone, Pramac Ducati mengaku kehilangan grip ban depan motornya. \"Kami merusak total ban depan, khususnya sisi kanannya. Aku sudah mengalaminya di sesi latihan dan kualifikasi,\" akunya. Crutchlow lebih parah. Di lap 12 rider Ducati itu mengalami kecelakaan fatal dan harus ditandu keluar trek. Kondisi terakhir menyebutkan, cederanya tidak parah karena hanya mengalami dislokasi tulang kelingking tangan kanannya. Dia dipastikan tidak akan absen di GP Argentina. Musim balapan yang tidak bergairah pernah dialami Formula 1. Empat tahun beruntun juaranya sama, Red Bull. Bahkan tahun lalu, sembilan seri terakhir didominasi Sebastian Vettel.
Dominasi itu pula yang memicu kelahiran aturan double poin di seri pamungkas, untuk memancing agar balapan lebih menarik. Apakah situasi yang sama akan berlaku di MotoGP tahun ini? (cak)