BENGKULU, BE - Pelaksanaan ujian nasional di hari pertama diketahui sebanyak 61 peserta tak mengikuti Ujian Nasional (UN) SMA/SMK/MA, satu peserta bahkan sempat pingsan dan terpaksa dipulangkan. Siswa yang pingsan tersebut diketahui bernama Dede Vovo Apriandika, pelajar SMAN 4 Kota Bengkulu jurusan IPS 3. Ia kejang-kejang saat melaksanakan ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia, kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan.
Panitia UN yang juga Sekretaris Dikbud Kota Bengkulu, Ir Matriyani Amran saat dikonfirmasi mengatakan dari 6.000 peserta UN tingkat Kota Bengkulu diketahui 61 peserta tidak hadir. Rinciannya 31 peserta SMK tidak hadir, alasannya 23 orang drop out (DO), 2 orang meninggal dan 6 orang sakit. Begitu juga,30 peserta jenjang SMA rincianya 28 DO, dan 2 sakit.
\"Memang ada peserta UN atas nama Dede Vovo Apriandika yang mengalami kejang-kejang di dalam kelas. Tapi bukan lantaran kesurupan. Panitia telah memutuskan untuk mengikuti ujian susulan, dan besok kondisinya terus dipantau,\" ucapnya.
Ketua Koordinator Pengawas Ujian Nasional Perguruan Tinggi Negeri, Prof. Dr Wachidi menuturkan secara umum pelaksanaan UN berjalan lancar. Namun secara administrasi masih terjadi kelalaian. Seperti ditemukan beberapa sekolah yang amplopnya tertukar. Pada jam pelajaran khusus IPA UN mata pelajaran geografi pada amplop bertuliskan soal ujian sosiologi, namun saat dibuka isinya tetap geografi. \"Hanya salah penulisan di amplop saja. Sedangkan isinya sama pada mata pelajaran yang diujikan,\" katanya.
Akibat hal itu, pengawas ruangan diminta untuk mencoret tulisan amplop itu dengan mengganti dengan mata pelajaran yang diujikan, karena memang tidak ada amplop candangan. \"Solusinya penulisan pada amplop yang salah dicoret, karena amplop penggantinya tidak ada,\" terang mantan Pembantu Rektor Unib itu.
Diduga kesalahan ini terjadi sejak dari percetakan sehingga saat memasukkan soal UN geografi dimasukkan dalam amplop sosiologi. Salah masuknya amplop tidak memberikan pengaruh signifkan terhadp pelajaran, namun diakui secara administrasi tidak benar. \"Tidak ada pengaruh dengan ujian, terkecuali kalau amplop itu berisikan naskah soal di luar mata pelajaran lain,\" tukasnya.
Sementara itu Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah SAg MPd bersama Kapolda Bengkulu Brogjen Pol Drs Tatang Somantri MH, Kepala Kantor Wilayah Kemenag H Suardi Abas SH MH dan Rektor Unib Dr Ridwan Nurazi MSc, sekitar pukul 08.30 WIB pagi kemarin (14/4) meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat. Sedikitnya ada 2 sekolah yang ditinjau para petinggi Bengkulu itu, yakni SMAN 2 dan SMKN 1 Kota Bengkulu.
Di SMAN 2 Kota Bengkulu, gubernur dan rombongan hanya melihat pelaksanaan ujian dari pintu ruangan kelas, karena tidak mau kosentrasi peserta ujian buyar jika masuk ke ruangan. Sedagkan di SMKN 1, gubernur dan rombongannya hanya sampai di ruang sekretariat UN.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Junaidi berharap pelaksanaan UN sejak hari pertama hingga hari terakhir berjalan lancar tanpa ada kendala.
\"Sampai saat ini saya belum mendapatkan laporan adanya kendala. Itu artinya pelaksanaan UN ini tetap lancar hingga selesai beberapa hari ke depan,\" kata gubernur.
Selain itu, ia juga meminta kepada peserta UN untuk tidak percaya dengan kunci jawaban yang beredar. Menurutnya, itu hanya akan merusak kosentrasi dan menjatuhkan. \"Kalau ada kunci jawaban beredar, jangan dipercayai. Tetaplah percaya dengan kemampuan masing-masing,\" ungkapnya.
Selain itu, ia juga meminta guru yang mengawasi UN dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, agar peserta yang lulus benar-benar berkualitas sehingga akan mendongkrak kualitas pendidikan di Provinsi Bengkulu. \"Kalau ada guru yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, seperti membiarkan peserta UN saling contek-menyontek, silahkan lapor ke pihak berwajib,\" pintanya.
Di bagian lain, Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs Tatang Somantri MH mengungkapkan, pelaksanaan UN tersebut mendapat pengawasan ketat dari pihaknya. Untuk mengawasi UN se-Provinsi Bengkulu, ia sudah menurunkan anggota sebanyak 500 orang untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
\"Pengawasan kita lakukan bersifat kontrol patroli. Kita tidak memasuki area sekolah, melainkan berada di sekitar lingkungan sekolah,\" ujarnya.
Kapolda mengaku, ada 13 pelanggaran yang rentan terjadi sehingga diawasi pihak kepolisian, seperti mulai dari saat pencetakan soal, distribusi, hingga pelaksanaan ujian.
\"Yang paling kita khawatirkan adalah bocornya soal-soal ujian, tapi sampai saat ini belum ada dan mudah-mudahan tidak ada hingga berakhirnya UN ini nanti,\" sampainya.
Jenderal berbintang satu ini mengintruksikan agar semua pihak menangkap oknum yang sengaja menggalkan UN tersebut, seperti adanya joki dan guru yang membiarkan siswanya saling kerja sama mengisi soal ujian.
\"Kalau ada joki atau guru yang tidak mengawas dengan baik, silahkan tangkap dan serahkan kepada kami. Nanti akan kami proses sesuai dengan peraturan yang berlaku,\" tegasnya.
Menurutnya, joki dan guru pengawas yang tidak mengawasi pelaksanaan UN dengan baik itu akan merusak generasi bangsa. Karena peserta UN lulus bukan karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan karena unsur lain.
\"Kita menginginkan kelulusan murni berdasarkan kemampuan peserta agar kualitas pendidikan di Bengkulu ini semakin baik dan bisa bersaing dengan sekolah-sekolah di luar Bengkulu,\" tukasnya.(400/247)