JAKARTA -- Sinyalemen kenaikan harga BBM memang sudah terus digulirkan pemerintah. Kanker subsidi di APBN yang semakin menyiksa memaksa pemerintah harus melakukan ini.
\"Tidak menutup kemungkinan (BBM naik). Tahun ini mungkin saja,\" ungkap Pelaksana Tugas Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto.
Andin memaparkan, kebijakan ini perlu diambil sebab saat ini pemerintah tengah berupaya melakukan reformasi subsidi agar efisien dan tepat sasaran.
Pihaknya bercermin ke beberapa negara berkembang yang berhasil dalam reformasi subsidi seperti Turki, Afrika Selatan, dan Filipina. \"Mereka subsidinya konsisten dan terukur. Tidak bisa sporadis pada saat kita perlu,\" paparnya.
Oleh karena itu, pihaknya bakal membikin sebuah road map dalam jangka menengah, agar subsidi energi tersebut berjalan konsisten pada saat perlu maupun tidak perlu.
\"Supaya konsisten, paling mudah melalui pengetatan dari sisi permintaan dengan mengurangi subsidi. Biasanya saat kepepet kita menjadi cerdas seperti pada 2013, dengan menaikkan harga BBM 44 persen,\" ujarnya. (bil/jpnn/che/k8)