JAKARTA - Saling sindir antara PDIP dan Gerindra dinilai wajar. Hal tersebut menandakan demokrasi di Indonesia semakin mapan.
Demikian disampaikan pengamat politik Yunarto Wijaya kepada wartawan di Warung Komando, Jakarta, Rabu (2/4)
\"Ketika diisi oleh negative campaign, ada interaksi antar aktor. Sama dengan Amerika Serikat, kampanye selalu penuh sindiran. Kegagalan seorang kandidat capres yang pernah menjabat senator atau gubernur malah dibeberkan,\" tegas Toto, begitu dia sering disapa.
Menurut Toto perang sindiran tersebut bisa menimbulkan keuntungan dan kerugian buat Gerindra. Dari segi keuntungan menurut Toto, perang sindiran tersebut menjadi semacam diversifikasi isu pencapresan Joko Widodo. Gerindra sengaja menghembuskan sindiran-sindiran untuk membuat posisi PDIP dan Gerindra sejajar.
\"Sekarang kan terlihat, publik akhirnya melihat pilpres hanya ada dua pertarungan, Jokowi dan Prabowo. Dalam hal ini Gerindra sudah berhasil buat Prabowo dan Jokowi sejajar,\" pungkas Toto.
Tapi sindiran ini juga bisa menjadi bumerang buat Gerindra. Menurut Toto dengan menyerang pribadi Jokowi, nantinya rakyat akan melihat Jokowi terzolimi. \"Tren politik kita, kalau ada orang yang seakan-akan sedang dizolimi justru simpati yang muncul. Makanya sindiran jangan terlalu membabi-buta,\" demikian Toto. (rmo/jpnn)