BENGKULU, BE - Hasil pelaksanaan rapat koordinasi ujian nasional bersama dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, yang telah berlangsung, Provinsi Bengkulu mengusulkan anggaran penyelenggaraan UN sebesar Rp 3,6 miliar. Dana bersumber dari APBN itu diantaranya akan digunakan untuk biaya keamanan, pengawasan, sementara untuk penyelenggaraan ujian sekolah pemerintah akan mengalokasikan anggaran sumber APBD.
Ditegaskan orang nomor satu dijajaran Diknas Provinsi Bengkulu itu, dengan anggaran ini Diknas tidak akan melakukan pungutan anggaran dari komite untuk penyelenggaraan UN.
\"Anggaran UN itu jelas dari APBD dan APBN, alokasi dana ini mengatasi anggaran yang ditudingkan diambil dari komite sekolah,\" terangnya.
Diakui memang belum ada kepastian kapan pencairan dilakukan, namun hanya tinggal menunggu waktu saja. Anggaran ini tetap digunakan dan meski telat pencairanya tidak akan mempengaruhi pelaksanaan UN.
\"Meski dana belum cair, Pak Mendikbud sudah menegaskan UN tetap digelar 14 April dan tidak ada penundaan, \" bebernya.
Mantan Kasatpol PP Provinsi itu.
\"Penyelenggaraan UN harus memiliki tiga sub yakni bermutu, bermoral dan bermartabat sehingga dengan tiga sub itu dapat mewujudkan pendidikan berkarakter. Penyelenggaraan UN berkarakter, itu dimulai dari sisi penyelenggaranya, pengawasan, hingga peserta ujian,\'\' katanya.
Penyelenggara UN Diinventarisir
Menjelang dilaksanakannya Ujian Nasional (UN) yang akan berlangsung 14 April 2014 mendatang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Bengkulu kembali melakukan rapat koordinasi ujian nasional, ujian sekolah dan mardasah, serta pendistribusian data nominasi tetap (DNT) jenjang pendidikan SMP, SMA,SMK. Rakor sekaligus menginventarisir sekolah penyelenggara ujian nasional.
Pertemuan yang dilaksanakan selama dua hari di hotel Ananda Kota Bengkulu itu, diikuti seluruh kepala dinas, kepala bidang, dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan K3S se-provinsi Bengkulu.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, Drs Rusdi Bakar melalui Koordinator Ujian Nasional, Budianta menuturkan, \'\'DNT peserta ujian sekolah telah didistribusikan ke kabupaten/kota, sebanyak 52.216 siswa.\'\' Rinciannya 25.862 siswa SMP, 3606 Siswa MTs, dan 435 siswa SMP terbuka. Sedangkan total peserta SMA mencapai 13.057 siswa, terdiri dari SMA jurusan IPA 6.116 siswa, jurusan IPS 6.926 siswa, Bahasa 17 siswa , Jenjang Pendidikan MA total 2.226 terdiri jurusan IPA 800 orang IPS 1.314 orang, jurusan Bahasa 49 orang dan jurusan Agama 63 orang serta jenjang SMK sebanyak 7.030 siswa. Serta jumlah peserta US SD/MI sebanyak 34. 592 Siswa SD/MI.
\"Tidak ada perubahan kembali pada DNT ini, \" kata Budianta.
Masih dikatakan Budianta, selain distribusi DNT, kabupaten / kota harus segera menerbitkan surat keputusan mengenai sekolah penyelenggaraan ujian nasional sekolah madrasah, negeri dan swasta SMA,MA.SMK, SMP,MTs.
Saat ini jumlah sekolah penyelenggara itu sudah diserahkan ke tim, namun kepastian jumlahnya belum diketahui.
Berdasarkan ketentuan, syarat sekolah penyelenggaraan Un ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan akreditasi, fasilitas sekolah dan jumlah peserta ujian, jika tidak memenuhi maka sekolah digabungkan atau menginduk ke sekolah lain.
Masih dikatakan Budianta sekolah juga diberikan kewajiban membuat surat tentang pengawas-pengawas ruangan. Ujian paket C dan B, Diknas provinsi juga menghimbun data tempat-tempat pelaksanaan UN yang akan diseleggarakan di kabupaten/kota.
\"Rakor ini menginventarisir sekolah penyelenggara UN, dan menginventarisi lokasi distribusi titik simpan soal ujian nasional, mulai dari provinsi, hingga lokasi terdekat di titik simpan ke sekolah,\" imbuh Rusdi. (247)