BENGKULU, BE - Tidak hanya investor dari Korea Selatan yang berniat menanamkan modalnya di Bengkulu, tapi juga investor Jepang. Jika investor Korea Selatan tertarik pada pembangunan rel kereta api, namun investor Jepang tertarik untuk mengembangkan listrik tenaga surya yang hemat biaya.
Sekitar pukul 13.00 WIB, General Manager GS Yuasa Internasional Ltd, Harry Yamada berkunjung ke Bengkulu dan diterima oleh Wakil Gubernur Bengkulu, Sultan B Najamudin didampingi Kadis ESDM M Ali Paman, Plt Kepala Bappeda Ir Sorjum Ahyan MT, Kepala BPMD Iriansyah, dan sejumlah pejabat pemprov lainya. Pertemuan pun berlangsung di ruang kerja wakil gubernur.
Dalam pertemuan, Harry Yamada memaparkan kelebihan produknya listrik tenaga surya yang memiliki ketahanan hingga 20 tahun, sehingga lebih hemat dan lebih efesien digunakan oleh kalangan masyarakat di pedalaman dan kurang mampu.
Selain itu, Harry Yamada juga mengungkapkan, listrik yang dimilikinya juga bisa menggunakan baterai yang bisa dicas kapan listriknya mulai habis. Produk itu bernama solar cell.
Wakil gubernur pun terlihat antusias ingin mencoba produk tersebut untuk beberapa daerah di Bengkulu yang selama ini krisis listrik.
\"Ini produk elektrifikasi penerangan, kita berfikir, masyarakat yang belum menikmati listrik bisa diselesaikan dengan produk ini. Daya tahannya lama, solar sel,\" kata Sultan.
Menurutnya, saat ini banyak alat penerangan berupa Solar Cell, namun tidak ada yang sebagus produk dari Jepang tersebut, karena hanay mampu bertahan dalam waktu 2 tahun.
\"Produk ini bisa dimanfaatkan oleh berbagai kalangan masyarakat, seperti nelayan, masyarakat di Pulau Enggano, dan kalangan masyarakat menengah ke bawah lainnya.\" terangnya.
Untuk proses lebih lanjut, wagub mengaku akan berkoordinasi dengan kepala SKPD untuk membuat program pengadaan listrik tanag surya tersebut.
\"Sangat menguntungkan karena produk ini cukup simple, bisa buat untuk anak-anak skolah, di kebun, di tengah hutan dan dimanapun,\" imbuhnya.
Sebagai langkah awal, Wagub berinisitif melakukan uji coba produk tersebut di Pulau Enggano, jika berhasil dan terbukti sukses, maka akan membicarakan langkah pengadaan selanjutnya.
\"Harganya lebih murah kualitasnya kita tahu sendiri bahwa produk jepang tidak ingkar janji. Hitungannya lebih efisen, jika nanti masyarakat tidak bisa membelinya secara tunai, nanti akan kita gagas dalam bentuk bantuan atau bentuk koperasi, sehingga bisa dibeli dengan cara dicicil dan itu tidak memberatkan,\" paparnya.
Untuk itu, ia meminta dinas ESDM dan Litbang merangcang bentuk kerjasama yang tempat untuk produk tersebut. \"Sebelum menentukan jenis kerjasamanya, saya terlebih dahulu meminta data penduduk yang belum menikmati listrik. Setelah kita tahu datanya, baru bisa dipikirkan langkah apa yang harus kita lakukan,\" pungkasnya.(400)