Pengakuan Siswa MA Lais
LAIS, BE - Aksi mogok belajar siswa Madrasah Aliyah (MA) Swasta Lais, Kecamatan Lain, Bengkulu Utara (BU) hingga kemarin (11/2) masih berlanjut.
Pukul 11.00 WIB kemarin, salah seorang siswi berinisial Ra (15) mendatangi sekolah. Ia membeberkan alasan aksi tersebut. Menurutnya, penyebabnya, siswa tidak menyukai adanya pergantian kepala sekolah (Kepsek) yang kini dijabat Dedi Herlian SPd. \"Ini murni aksi kami sendiri. Meskipun semua guru menyuruh kami tetap sekolah, kami tidak mau karena kami tidak suka dengan kepemimpinan Pak Dedi,\" ungkapnya.
Alasan lain ungkap Ra, Dedi sering mengganggu siswa siswi dengan tingkah dan kata-kata yang tidak pantas sebagai seorang guru. Diakui Ra, dirinya sendiri pernah diajak menikah oleh Dedi. Ia juga mengakui banyak siswi yang diajak pulang dari sekolah bersama, namun melewati tempat sepi, kemudian siswi sering dipegang pundak oleh Dedi. Karena merasa tidak nyaman dengan tingkah Dedi, katanya, akhirnya semua siswa dan siswi saling betukar fikiran dan mengungkapkan kekesalannya, yang akhirnya muncullah aksi mogok tersebut.
\"Kami tidak suka dia (Dedi, red) jadi kepala sekolah, pemimpin kok tingkahnya tidak benar. Saya pernah diajaknya menikah. Teman saya diajak pulang lewat jalan sepi dan dipegang pundaknya, kalau tidak mau diancam tidak naik kelas oleh Pak Dedi,\" katanya.
Lebih parah lagi, aku Ra, Dedi pernah mengajak salah satu siswa untuk berbisnis wanita. \"Orang tua saya mau mendatangi sekolah ini, dan melaporkan kejadian ini, tapi saya dapat info katanya akan diselesaikan, sehingga orang tua saya dan yang lainnya tidak jadi kesekolah, kami tunggu janjinya saja untuk memindahkan Dedi dari sekolah kami ini,\" jelasnya.
Dedi Herlian saat dikonfrimasi, bersumpah demi Allah, dirinya tidak pernah berbuat yang dituduhkan para siswanya itu. Ia merasa dirinya telah difitnah oleh siswa. Katanya, selama ia masih menjabat kepala MA, ia akan terus sekolah menjalankan kewajibannya sebagai PNS, meski siswa tidak suka dengan kepemimpinannya. \"kalau siswa tetap tidak mau masuk sekolah ya mau bagaimana lagi, tanggung jawab saya sebagai PNS tetap harus saya jalani, dan demi Allah kalau saya melakukan apa yang diakui siswa itu tidaklah benar,\" tandasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, H Suardi Abbas SH MH menyambangi sekolah tersebut. Dari madrasah tersebut, Suardi mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi dan memanggil Kepala Kantor Kemenag Bengkulu Utara (BU). Hal itu untuk menyelesaikan permasalahan madrasah tersebut secepatnya. Terkait status Dedi yang menjadi kepala madrasah, katanya, akan dicarikan solusi terbaik. \"Yang jelas belum bsia diputuskan, saya akan panggil Kemenag BU dulu. Jika memang harus digati, harus ada pengajuan terlebih dahulu, apalagi kepala sekolah ini baru satu minggu dilantik, jelas akan kita evaluasi dulu,\" jelasnya.
Sementara Kepala Kantor Kementiran Agama BU, H Bustasar SAg MPd mengatakan, permasalahan tersebut akan dievaluasi kembali. \"Kita akan upayakan bagaimana solusinya, baik itu terhadap anak, guru dan kepala sekolah, kalau untuk diganti rasanya tidka mungkin, karena beliau itu baru saja dilantik dan SK-nya baru turun, siswa yang tidka mau sekolah, minta bantuan guru untuk mendekati dan memberikan pengertiannya,\" tandasnya. (117)