PUT, BE - Latipah anak dari pasangan Widia Wati (23) dan Edi warga Desa Blumai 2 Kecamtan Padang Ulak Tanding, mengalami gizi buruk. Balita yang berusia 11 bulan tersebut, hanya memiliki berat badan 4 kg. Padahal seharusnya, Balita umur 11 bulan tersebut bila dalam keadaan sehat atau normal, beratnya mencapai 11 kg.
\'\'Latipah lahir dari keluarga yang kurang mampu. Untuk menghidupi keluarganya, hanya mengandalkan saya mengambil upahan, itu pun jika ada yang menyuruh. Sedangkan bapaknya pergi ke pulau Jawa dan tak tahu kabarnya,\'\' ungkap Buma (43), nenek dari Latipah yang ditemui Bengkulu Ekspress di rumahnya, Selasa kemarin (28/1).
Dijelaskan, Balita tersebut lahir prematur di rumah sakit Kota Lubuk Linggau pada bulan Februari 2013 yang lalu. Saat lahir, usia kandungan sang ibu baru 7bulan dan harus memakai alat inkubator di rumah sakit tersebut. Dan sejak dibawa pulang ke rumah, bayi tersebut hanya bisa minum susu dari botol. Karena bayi tersebut tidak bisa menyusu dari ibunya, dikarenakan lidah bayi tersebut menempel di bibir, dan tidak bisa bergerak seperti bayi yang terlahir normal. Dan yang lebih menyedihkan lagi, kedua tangan bayi tidak sama panjang dan tidak memiliki jari. Tangan kirinya lebih pendek dari tangan kanannya. Demikian juga kedua kaki bayi tersebut juga tidak normal dikarenakan tidak mempunyai jari kaki. Dengan kondisi tersebut, Latipah terlihat sangat kurus dan hanya bisa berbaring di kasur.
Widia Wati orang tua dari Latipah mengatakan, belum ada bantuan dari Puskesmas PUT. \'\'Padahal tiap bulan bayi saya ikut Posyandu dan hanya diberikan susu sebanyak tiga kotak. Itupun sudah sangat lama dan sampai saat ini belum ada pemberian asupan gizi dan belum pernah dipanggil ke Puskesmas terdekat,\'\' kata Widia Wati.
Kepala Desa Blumai 2, Muhlani ditemui di ruang kerjanya membenarkan bahwa ada warganya yang mengalami gizi buruk dan bayi tersebut juga terlahir cacat dan dari keluarga yang sangat miskin. Ia berharap ada dermawan atau pemerintah yang bisa membantu keluarga ini. (cw1)