BENGKULU, BE - Sejumlah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kota Bengkulu bereaksi atas adanya sejumlah usulan peningkatan tarif pelayanan PDAM. Sebagaimana diungkapkan Rio Andika (26), warga Kompleks Pepabri Blok D1 Kelurahan Lingkar Barat. Menurutnya, langkah menaikkan tarif pelayanan PDAM bukan solusi yang tepat.
\"Dengan harga yang sekarang saja sudah mahal. Masak mau dinaikkan lagi. Air di rumah kami masih sering mati lho. Jangan seenaknya saja mengusulkan naik. Saya sudah bicara dengan para pelanggan PDAM di Kompleks Pepabri ini. Kami siap demo kalau sampai tarif PDAM dinaikkan,\" katanya dengan nada kesal, kemarin.
Menurut Rio, sebelum wacana kenaikkan tarif yang berkembang saat ini, tahun lalu PDAM juga pernah menaikkan tarifnya. Hanya saja, ia mengaku tidak ada perubahan yang terjadi dengan kenaikkan tersebut. \"Malah begitu sudah naik pelayanannya semakin tidak beres. Airnya makin sering macet dan keruh. Makanya kami tegas-tegas menolak kalau tarif ini mau dinaikkan lagi. Baru-baru ini kami dengar pejabatnya berantem. Itu aja selesaikan dulu daripada mengusulkan kenaikkan,\" ketusnya.
Senada disampaikan Muhammad Willy Hardiansyah, warga Jalan Nala RT 3 RW 1 Kelurahan Anggut Bawah. Alih-alih menaikkan tarif PDAM, menurutnya, sebaiknya PDAM lebih dulu meningkatkan pelayanan dan kinerja karyawannya. \"Kalau PDAM rugi, harusnya uang yang dipinjam oleh karyawan itu diambil lagi. Atau paling tidak sita hartanya untuk mengembalikan dana pinjaman itu. Daripada tarif dinaikkan, sebaiknya pelayanan dulu yang ditingkatkan,\" sampainya.
Ketua Badan Pengawas PDAM Tirta Dharma Kota Bengkulu, Drs H Fachruddin Siregar MM, menjawab hal ini mengungkapkan, pihaknya tidak akan menyetujui kenaikkan tarif PDAM apabila dilaksanakan saat ini. Pasalnya, saat pembahasan anggaran APBD 2014, pihaknya telah menghitung bahwa PDAM saat ini belum memerlukan kenaikan tarif pelayanan.
\"Konsentrasinya saat ini masih pada peningkatan pelayanan. Karena saat pembahasan kemarin, kita menyimpulkan problem PDAM ini ada pada rendahnya kualitas SDM (sumber daya manusia) yang dimiliki perusahaan. Selain itu ada juga masalah sarana yang tidak lagi memadai. Kita pecahkan masalah ini dulu,\" ungkapnya.
Tingginya kebutuhan full cost recovery untuk melayani seluruh pelanggan PDAM, Fachruddin meneruskan, tidak semata-mata karena mahalnya biaya produksi. Masalah itu, terusnya lagi, diantaranya bersumber pada kebocoran pipa dan adanya water meter yang sudah tidak lagi layak untuk digunakan.
\"Arahan walikota sudah menegaskan bahwa pelayanan harus menjadi program utama. Jadi untuk meningkatan pendapatan, hal yang utama dilakukan adalah perbaikan. Ini akan dilakukan secara bertahap. Langkah-langkah awal yang diambil adalah dengan melakukan pembenahan SDM. Makanya PDAM membutuhkan mutasi yang baru diadakan pekan kemarin,\" pungkasnya. (009)