Tapi saat ini naik menjadi Rp 5500 hingga Rp 6.000/liter. \"Kami heran, kalau tidak salah pemkab mengeluarkan surat edaran yang isinya setiap SPBU harusnya melayani BBM subsidi bagi nelayan, namun kenyataannya sekarang kami tidak mendapatkannya, walaupun mendapatkanya tapi kemahalan jelas ini merugikan para nelayan di Kaur,\" jelasnya.
Menurutnya, para nelayan saat ini sebagian sudah kehabisan modal untuk melaut akibat tingginya harga solar, karena untuk mencukupi kebutuhan keluarga tetap melaut tapi hanya dipinggir-pinggir bibir pnatai tidak seperti akfitas seharinya bisa mencapai 10 hingga 20 KM. \"Karena tak mampu menjaungkau sejauh itu, kita hanya menghabiskan mencari ikan disekitar wilayah bibir pantai. Disisi lain ada juga nelayan yang saat ini mencoba untuk menyambil menjadi buruh bangunan, hingga menjadi buruh lepas di beberapa perusahaan sawit,\" jelasnya.(823)