Kondisi jebol berada pada bangunan pembendung air atau bangunan utama bendungan. Sehingga air anak sungai alas yang tadinya terbendung dan dapat dialirkan ke persawahan, kini tak lagi berfungsi. Selain itu, bangunan siring saluran primer bendungan itupun terdapat pada sejumlah titik ikut amblas. Saat ini yang merupakan waktu menjelang musim tanam, sawah di desa tersebut tak dapat diairi.
Kepala Bidang Kedaruratan Dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Seluma, Noveri Zainudin SHut MM mengakui kerusakan bendungan tersebut. Dikatakannya, selain pihaknya sudah mendapat laporan dari warga, hasil cek lapangan juga diketahui irigasi jebol itu akibat pengaruh luapan banjir yang terjadi beberapa kali sejak musim hujan di penghujung tahun 2012 ini. ”Kerusakan tidak langsung terjadi saat banjir datang. Tapi rusak setelah beberapa kali banjir,” kata Noveri.
Sementara itu, musim tanam persawahan tersebut akan tiba sekitar 2 pekan mendatang. Saat ini, puluhan petani masih melakukan pembersihan lahan dengan membajak lahan pakai hantracktor dan melakukan penyemaian bebih untuk persiapan penanaman. ”Kalau airnya tidak bisa masuk, paling-paling panennya nanti berkurang sangat drastis. Tapi kami petani di sini, tetap akan turun bersawah,” kata salah seorang petani, Ujek (40). (444)