BENGKULU, BE - Menyikapi dilaksanakannya agenda Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO) di Nusa Dua, Bali, puluhan aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Bengkulu menggalang aksi \'Sejuta Tanda Tangan Menolak WTO\' di pintu gerbang kampus Universitas Bengkulu (Unib), kemarin. Disampaikan Sekretaris LMND Bengkulu, Yusuf Sugianto, banyaknya antusiasme warga dan mahasiswa dalam mendukung aksi mereka merupakan bentuk dukungan dari mahasiswa dan warga Bengkulu agar Indonesia dapat keluar dari organisasi WTO yang dinilai telah memiskinkan rakyat Indonesia.
\"Ada ribuan warga dan mahasiswa yang membubuhkan tanda tangannya mendukung aksi kami ini. Karenanya kami minta agar Presiden SBY memutuskan agar Indonesia keluar dari WTO atau Indonesia hanya akan menjadi tinggal sejarah,\" kata Yusuf.
Yusuf menjelaskan, penjajahan negara-negara imperialisme yang tergabung WTO telah menginjak-injak kedaulatan negara. Menurutnya, pertemuan KTM-WTO di Bali pada tanggal 3 hingga 6 Desember 2013 itu hanya akan meloloskan tiga agenda besar liberalisasi di bidang pertanian, perdagangan dan pembangunan.
\"Hal ini jelas akan memperburuk kondisi rakyat Indonesia dan semakin membuat negara kita tidak berdaulat. Selama ini kita sudah bisa melihat dan rasakan sendiri betapa banyak konflik lahan terjadi, betapa banyak ketergantungan kita terhadap terhadap impor dan betapa banyak kerusakan lingkungan akibat liberalisa terhadap sumber daya alam di Indonesia,\" jelasnya.
Dia meneruskan, kebijakan impor yang semakin bebas tanpa adanya pajak hanya akan membuat semakin leluasanya barang-barang luar negeri untuk masuk dan diperdagangkan di Indonesia. Dia menyampaikan, selama ini WTO hanya mengakibatkan pertanian Indonesia terpuruk karena tidak lakunya produk pertanian dalam negeri. Dalam pandangan LMND, hal ini membuat banyak petani Indonesia berada diambang garis kemiskinan.
\"Kedaulatan politik Indonesia juga telah dirampas. Banyak undang-undang negara kita yang tunduk terhadap keputusan WTO. Padahal ini jelas menginjak-injak martabat negara Indonesia di mata dunia. Akhirnya Indonesia cenderung menjadi kaki tangan kepentingan imperialis dan korporasi multinasional,\" tegasnya.
Padahal, Yusuf menambahkan, konstitusi Indonesia berupa Pasal 33 UUD 1945 telah mengatur bahwa Bumi, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya harus dikuasai negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ia juga menuding bahwa semangat liberalisasi yang diusung oleh WTO bertentangan dengan semangat Pancasila. \"Indonesia harus keluar dari WTO karena hanya memperburuk kondisi rakyat Indonesia dan sumber daya alam. Indonesia harus menjadi negara yang berdaulat, kembali pada Pancasila dan Pasal 33 UUD 1945,\" pungkasnya.
Selain menggalang dukungan tanda tangan, puluhan aktifis ini juga membagikan ribuan selebaran kepada para pengguna jalan. Para aktifis ini juga menjelaskan kepada para mahasiswa dan warga tentang kerugian-kerugian yang dialami Indonesia selama bergabung dalam WTO. (009)