Rupiah Jeblok, Bengkulu Tak Terimbas

Rabu 04-12-2013,13:15 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE- Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menyentuh Rp 12 ribu diyakini belum akan memberikan pengaruh terhadap Provinsi Bengkulu. Hal ini disampaikan pengamat ekonomi Bengkulu, Dr Syaiful Anwar AB, kemarin (3/12) Menurut ekonom asal Universitas Bengkulu (Unib), melemahnya nilai tukar rupiah ini akan berdampak pada barang-barang impor. Seperti yang diketahui hingga saat ini Bengkulu masih belum terlalu bergantung terhadap barang-barang impor. \"Barang impor yang masuk ke Bengkulu masih berupa buah-buahan seperti apel maupun anggur,\" jelasnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, jika buah-buahan impor tersebut masih mahal masyarakat bisa menggantinya dengan alternatif buah lain yang disediakan petani lokal. Ataupun dengan mengkonsumsi buah dari dalam negeri seperti apel dari Malang. \"Kita masih memiliki banyak alternatif buah-buahan jika buah impor harganya melonjak,\" tambah Syaiful Sekalipun kenaikan nilai dolar menekan rupiah, ada sebagian masyarakat yang justru menginginkannya, seperti para petani kopi. Hal tersebut dikarenakan kopi merupakan komoditas ekspor sehingga tentunya akan memberikan dampak yaitu naiknya harga kopi di pasaran. Selain petani kopi tentunya para pengusaha batu bara juga merasakan dampak positif dari naiknya nilai tukar dolar terhadap rupiah. Sebab batu bara sebagai komoditas utama ekspor Bengkulu akan memberikan nilai lebih untuk para pelaku ekspor. \"Para pengusaha yang bergerak di bidang ekspor yang justru mendapatkan manfaat positif. Tentunya mereka akan mendapatkan lebih banyak keuntungan,\" papar Syaiful. Ia menilai melemahnya nilai tukar rupiah ini pemerintah bisa mengambil peran untuk memperkuat ekonomi lokal. Salah satunya menyediakan bahan kebutuhan dari lokal sehingga masayrakat tidak akan bergantung dengan impor.(251)

Tags :
Kategori :

Terkait