BENGKULU, BE - Sekalipun di bawah guyuran hujan, pagelaran wayang kulit di area Stadion Sawah Lebar, Kota Bengkulu tadi malam berlangsung meriah. Suasana semakin apik dengan rentetan cerita dan pesan perwayangan yang dibawakan dalang kondang Ki Warseno Slenk.
Kegiatan yang digagas Sekretariat Jenderal MPR RI ini dibuka Ketua Kelompok DPD RI di MPR RI Bambang Soeroso ditandai dengan penyerahan wayang Kresna kepada dalang Ki Warseno Slenk. Turut hadir pula Wakil Ketua Fraksi Demokrat MPR Agus Sebastian, sejumlah pejabat Provinsi dan Kota Bengkulu, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah serta masyarakat umum.
Pagelaran wayang dengan lakon Kreno Gugah ini diselenggarakan dalam rangka sosialisasi empat pilar kehidupan bermasyarakat, dan bernegara. \"Pagelaran wayang ini program dari MPR RI untuk seluruh daerah supaya bisa mengimprovisasi kebudayaan dengan kearifan di provinsi masing-masing,\" tutur lulusan Jerman ini.
Disampaikan Bambang Soeroso, pula pihaknya sengaja menjadikan pagelaran wayang kulit sebagai media sosialisasi dengan masyarakat. Ia menilai ada pesan moral yang disampaikan di balik cerita perwayangan.
\"Kebetulan di Bengkulu banyak masyarakat Jawa, maka kontekstual kehidupan berbangsa dan bernegara ada dalam perwayangan,\" imbuh senator asal Bengkulu ini.
Sekadar diketahui lakon Kreno Gugah tersebut mengkisahkan ketulusan hati Kresna dalam menghadapi kejamnya kehidupan. Cerita yang sarat akan nilai filosofis tersebut menceritakan tentang usaha Arjuna untuk membangunkan Kresna dari pertapaannya. Cerita ini berawal dari ketulusan hati Arjuna membangunkan ritual bertapa Kresna di gua Jolotundo akhirnya berhasil. Upaya ini sebelumnya pernah dilakukan sejumlah prajurit namun sia-sia. Dengan kekuatan Kresna, ia diberikan amanah untuk menerawang siapa calon pasangan perang antara Kerajaan Astina dan Amarta.
Pendek kata upaya Arjuna tersebut membuahkan hasil pasalnya. Lewat usaha tersebut, peperangan yang terjadi tidak yang menumpahkan darah.
Di Kehidupan berbangsa, bernegara dan berbudaya mempuyai norma-norma yang harus selalu ditaati oleh semua yang berada didalamnya. Perbuatan baik dan buruk semua pasti ada imbal baiknya, yang kesemuanya itu adalah sebagai penyeimbang dalam berkehidupan. Itulah yang terjadi dalam hidup dan disitu pula terjadi perkembangan-perkembangan perbuatan yang tidak melanggar aturan dan juga perbuatan yang melanggar aturan.(cw3/cw4)