Terduga Rampok Disantuni

Jumat 29-11-2013,17:52 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

CURUP, BE - Apa penyebab kematian Fajar Wani (34) dan Aswan (22), terduga kasus perampokan nasabah Bank BCA Bengkulu hingga memicu aksi pemblokiran, perampokan dan penjarahan kendaraan terjadi di jalan lintas Curup-Lubuklinggau masih jadi perdebatan. Pun begitu Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono dan Bupati Rejang Lebong H Suherman SE MM tergugah dengan kondisi demikian. Kemarin (28/11) sekitar pukul 15.30 WIB, keduanya memberikan santunan menggunakan uang pribadi kepada keluarga Fajar Wani dan Aswan. Pemberian santunan yang berlangsung di ruang Kapolres Rejang Lebong tersebut yang diterima keluarga Aswan yang diwakilkan Andi dan Lenra, sedangkan santunan kepada keluarga alhmarhum diberikan kepada Camat Binduriang Furkan. Dikonfirmasi Bengkulu Ekspress, Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono menegaskan, santunan yang diberikannya tersebut merupakan bentuk ikut berbelasungkawa atas meninggalnya kedua almarhum dalam tragedi perampokan yang terjadi di Bank Central Asia (BCA) Bengkulu. \"Sebagai orang Islam, ini etika terhadap keluarga duka kita ikut berbela sungkawa. Ini musibah yang tidak bisa kita hindarkan,\" ungkapnya. Disinggung soal kronologis yang menyebabkan kedua terduga rampok meninggal, Kapolres menegaskan telah melakukan pemeriksaan terhadap dalam internal Polres Kota Bengkulu. \"Penyebab kematian keduanyatentu harus ada pembuktian. Jika anggota saya menyalahi prosedur akan kita tindak sebagaimana aturan yang berlaku, dan itu sudah pasti. Kita telah melakukan pemeriksaan kepada internal kita bahkan sebelum tragedi pemblokiran jalan di lintas Curup-Lubuklinggau terjadi,\" tegasnya. Sementara itu, Bupati RL H Suherman SE MM mengungkapkan keprihatinanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa rakyatnya. \"Saya ikut prihatin dengan tragedi ini. Sebagai pimpinan daerah saya minta masyarakat tidak terpancing melakukan tindakan anarkis yang akan merugikan orang banyak, karena terlalu mudah menanggapi isu yang belum tentu kebenarannya,\" kata Suherman. Soal tuntutan masyarakat dan keluarga almarhum terduga rampok, Bupati mendukung tuntutan masyarakat tersebut. \"Kita minta polisi menindak lanjuti tuntutan masyarakat. Namun kita juga meminta jangan sampai ada finah yang benar dikatakan salah atau sebaliknya,\" pinta Bupati. Sementara itu santunan dari Polresta Bengkulu disambut positif keluarga Fajar Wani dan Aswan. Pun begitu mereka tetap merasa sedih karena Fajar Wani merupakan tulang punggung keluarga dan mempunyai dua orang anak. Sedangkan Fajar Awani merupakan anak tertua dari 4 bersaudara  pasangan Sobri (60) dan Anot (55) . Bentuk Tim Khusus Di bagian lain, Polda Bengkulu membentuk tim khusus menginvestigasi terkait meninggalnya Fajar Aswani dan Aswan usai tertangkap di BCA jalan S Parman Padang Jati Bengkulu, 21 November lalu.\"Kita sekarang sedang bentuk tim khusus,\" kata Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Bengkulu, Kombes Pol Drs Dedi Irianto, SH saat ditemui, kemarin. Pihaknya masih akan melakukan penyelidikan mendalam. Belum ada kesimpulan sejauh ini, apalagi memastikan siapa yang benar dan salah. \"Kerusuhan ini kita akan proses dan ditangani, untuk saat ini kita masih lidik,\"ungkapnya. Dikatakan Dedi, untuk pengamanan di Binduriang tersebut, pihaknya tetap lakukan patroli dengan bekerjasama dengan TNI dan masyarakat setempat. \"Pengamanan kita tetap lakukan, seperti patroli,\"ungkapnya. Sedangkan 110 personel Sabara Polda Bengkulu yang dikirimkan untuk menjaga Binduriang telah ditarik kembali.\"Saat ini yang menjaga dan patroli di situ, dari Polres setempat dan TNI,\" ujarnya. Tambah dia, untuk saat ini Binduriang sudah kondusif. Tidak ada penetapan status siaga satu atau dua. \"Status siaga kita tidak ada, memang Binduriang itu besar, juga ini masih biasa saja,\" jelas Dedi. Antisipasi banyaknya perampokan dan penjarahan terulang kembali di Binduriang, tegas Dedi, semua kembali kepada masyarakatnya. \"Itu kembali ke manusianya. Kalau kita komentar tapi manusianya kayak gitu,\" ujarnya. Pembakaran Diusut Polres Rejang Lebong (RL) akan melakukan pengusutan terhadap aksi pembakaran pos polisi di Desa Taba Padang Kecamatan Binduriang. Hal itu ditegaskan Kapolres RL AKBP Edi Suroso, SH kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Kamis (28/11). \"Pelaku pembakaran akan kita lidik, mereka harus bertanggung jawab. Karena tokoh masyatakat pada saat itu sepakat untuk menjaga keamanan, artinya ada pihak tidak bertanggung jawab yang sengaja memanfaatkan situasi untuk kepentingan mereka,\" tegas Kapolres. Pembakaran Pos Polisi, diungkap Kapolres, dilakukan oleh pihak-pihak yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan Pos Polisi yang baru 8 bulan selesai dibangun dan ditempati tersebut. \"Para pelaku pembakaran termasuk yang memprovokasi sudah teridentifikasi, mereka sengaja membara Pos Polisi karena menyamanan mereka melakukan aksi kejahatan terganggu dengan keberadaan pos polisi,\" ungkap Kapolres. Aksi pemblokiran jalan yang diwarnai penjarahan dan perampokan kendaraan bermotor, dijelaskan juga oleh Kapolres penuh dengan kepentingan pihak-pihak tertentu yang ingin memnafaatkan situasi. \"Kalau sudah bicara kepentingan, kita juga sulit. Hanya gara-gara kucing yang tertumbur mobil saja bisa diblokir lagi jalan lintas itu,\" kata Kapolres. Penumpang Dicabuli Aksi pemblokiran jalan lintas Curup-Lubuk linggau, Selasa lalu (26/11) memang menyisakan cerita yang memilukan. Oknum yang memanfaatkan situasi tak hanya menjarah dan merampok, tapi juga berbuat tidak senonoh. Seperti terhadap mobil-mobil yang terjebak di jalan lintas tersebut tepatnya di Desa Muara Telita. Pelaku yang berjumlah 2 orang membawa senjata tajam memeras pengendara dan penumpang mobil yang terjebak tersebut. Bahkan penumpang mobil wanita yang ada di dalam mobil diperlakukan tidak senonoh dengan meremas payudaranya.\"Benar, ada orang yang bertanggung jawab mereka tak hanya merampok, tapi juga berbuat tidak senonoh terhadap wanita,\" ucap warga setempat yang enggan disebutkan namanya. Mirisnya pula Kepala SDN 04 Desa Muara Telita Kecamatan Padang Ulak Tanding, Ali Remas (45) ikut dirampok. Kejadian terjadi saat Kepsek tersebut menuju lokasi tempatnya mengajar. Tas yang berisi laptop, handphone dan uang digasak pelaku.\"Awalnya mereka minta uang, kemudian langsung merampas tas saya. Makanya setelah kejadian itu saya meliburkan aktivitas belajar agar guru dan siswa tidak ikut menjadi korban,\" imbuhnya.(999/618/cw1)

Tags :
Kategori :

Terkait