Menjelang siang, keberanian warga untuk memblokade jalan semakin meningkat. Massa bahkan melintangkan besi bulat berdiameter 8 cm meter (besi tenda) di jembatan dua Simpang Beliti. Sebanyak dua batang besi dilas ke jembatan, sehingga tidak satupun kendaraan dari arah Lubuk Linggau melintasi jalan tersebut. Selain itu massa bergerombol di sekitar lokasi tersebut dengan senjata tajam di tangan. Selain pengelasan besi di jembatan, blokade juga terjadi di 4 lokasi lain. Di tengah Desa Kepala Curup, warga menebang pohon kedondong dan melintangkannya di jalan. Selain itu, di lokasi blokade tersebut juga ditumpuk batu dan kayu. Massa juga melakukan pembakaran ban, membuat suasana menjadi semakin mencekam. Di Desa Gardu, blokade dilakukan dengan memasang tumpukan karung dedak kopi menutupi jalan lintas tersebut. Selain itu, blokade juga dilakukan dengan menumpuk kayu dan batu. Hal yang sama juga dilakukan di Desa Cahaya Negeri dan Desa Pelalo Sindang Kelingi. Di kawasan yang diblokade tersebut, lalulintas lengang. Padahal biasanya jalan lintas Bengkulu-Lubuk Linggau ini tergolong jalan lintas yang cukup padat. Hanya ada beberapa sepeda motor yang melintas. Khususnya kendaraan warga di dalam kawasan tersebut. Pemilik kendaraan yang ngeyel ingin melintas dengan kendaraan roda empatnya disuruh berhenti oleh massa. Kendaraan yang memaksa melintas kemudian dihakimi massa alias dirusak. Selain itu, ada beberapa yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan membuka jasa ojek, bagi masyarakat yang ingin melintas. Warga mengenakan tarif sekitar 50 ribu untuk mengantarkan seseorang yang akan melintasi lokasi pemblokiran. Selain ongkos angkut, uang tersebut sudah termasuk uang keamanan selama perjalanan.(mansur)
Blokir Jalan, Massa Las Besi Menutup Jembatan Simpang Beliti
Selasa 26-11-2013,14:29 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :