Dinkes Imbau Warga Kota Bengkulu Waspadai DBD

Kamis 15-11-2012,10:39 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu mengimbau warga untuk mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue, menyusul musim hujan mulai melanda wilayah ini. \"Kami imbau warga daerah ini untuk waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) karena pada musim hujan seperti sekarang ini diperkirakan kasus DBD bisa meningkat,\" kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Mixon Syahbuddin, Kamis. Ia menjelaskan, kasus DBD bisa meningkat pada musim hujan karena akan semakin banyak lokasi genangan air bila warga tidak melakukan pola hidup sehat dan bersih. \"Genangan air akan menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti penyebar virus DBD untuk bisa berkembangbiak dengan cepat. Karenanya warga jangan sampai membiarkan air tergenang,\" katanya. Ia mengatakan, dari Januari hingga pertengahan November 2012 jumlah kasus penderita DBD di 67 kelurahan di Kota Bengkulu sudah mencapai 429 kasus dengan dua orang diantaranya meninggal dunia yakni Bahral (23) warga Kelurahan Bentiring dan Iksan Ikra Imanuel (7,5 bulan) warga Kelurahan Kebun Beler Kota Bengkulu. Kasus tersebut meningkat dari 2011 yang hanya sekitar 300 kasus. Banyaknya kasus DBD tersebut dikarenakan puluhan kelurahan di Kota Bengkulu termasuk endemik penyakit mematikan itu.Penderita penyakit DBD terutama banyak terjadi di perumahan yang padat penduduknya. Untuk mencegah terjadinya kasus DBD Dinas kesehatan Kota Bengkulu berupaya melakukan pengasapan di pemukiman penduduk yang ditemukan warganya terserang penyakit DBD.  Selain itu, apabila masyarakat membutuhkan bubuk abate dapat memintanya di puskesmas karena bubuk tersebut lebih efektif dari pengasapan. Ia mengharapkan masyarakat  agar melakukan gerakan tiga M yakni menimbun barang- barang bekas, menguras bak mandi minimal tiga kali seminggu dan menutup tempat penyimpanan air. Kepala Bidang penyehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Karimel Sinambela mengatakan selama 2012 pihaknya cukup kesulitan menangani kasus DBD karena dana hanya diakomodir untuk 26 kasus saja pada APBD 2012. \"Melihat banyaknya kasus DBD ini maka pada APBDP kami mendapat penambahan dana sebesar Rp375 juta untuk pengasapan yang membutuhkan dana sebesar Rp740.000 per kasus,\" ujarnya. Penyakit DBD disebabkan oleh nyamuk jenis Aedes aegypti. Gejala DBD antara lain demam mendadak tinggi di atas 37 derajat celcius, sakit kepala, sakit di belakang mata, badan ngilu, nyeri sendi, mual atau muntah disertai keluar bercak merah di kulit.(ant)

Tags :
Kategori :

Terkait