RATU SAMBAN, BE- Aksi demo yang dilakukan pelajar Madrasyah Aliyah Negeri 1 Model (MAN Model) Kota Bengkulu kembali berlanjut. Kemarin, ratusan pelajar yang diakomodir anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) itu kembali mempertanyakan ke transparansi penggunaan anggaran seperti yang dijanjikan kepala sekolah Miswati Natalia. Janji Kepsek yang akan membeberkan penggunaan anggaran pada hari Jumat kemarin (15/11), tak kunjung direalisasikan. Sontak saja, hal itu memancing siswa menggelar demo lanjutan. Pantauan BE di lokasi, aksi demo berlangsung sebelum siswa masuk kelas. Bahkan aparat kepolisian telah berjaga di sekolah untuk melakukan antisipasi. Demo lanjutan itu hanya berlangsung beberapa menit sebelum akhirnya sepuluh perwakilan siswa bertemu dengan kepala sekolah, guru dan Kepala Kanwil Kemenag H Suardi Abbas yang membawa beberapa anak buahnya. Pertemuan yang berlangsung tertutup itu tak membuahkan hasil, hingga akhirnya ke-10 perwakilan pelajar ini dipersilahkan ke Mapolresta Bengkulu untuk dimintai keterangan oleh penyidik terkait dugaan penyelewengan penggunaan anggaran sekolah. Terkait ketidak transparannya pihak sekolah, Kakanwil Kemenag H Suardi Abbas, SH MH enggan berkomentar. Pria yang biasanya akrab dengan jurnalis ini tiba-tiba bungkam, \" Saya belum bisa berkomentar, tapi saya minta waktu selama satu bulan kepala sekolah dapat mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran itu, \" kata Suardi. Persoalan ini bermula terkait anggaran yang dikelola sekolah tidak jelas penggunaanya. Total iuran komite yang dipungut untuk 1 bulan dari kelas XI reguler, XI RMBI, dan XII reguler sebesar Rp 56,4 juta. Jumlah ini diluar SPP pilihan kelas XII RMBI tahun 2010/2011 dan siswa pindahan. Sedangkan total iuran SGC pertahun Rp 23,95 juta. Sekolah ini pun dipungut iuran jaringan internet internet pertahun sebesar Rp. 240 ribu dikali 479 siswa. Total pungutan ini sebesar Rp. 114.960.000. Kenyataannya koneksi wifi tidak dapat digunakan sejak tanggal 12 november 2012 hingga sekarang. Sedangkan pembayaran mulai dilakukan tanggal 11-13 juli 2012. Dan jika total iuran internet ini dibagi 12 bulan, maka uang internet yang dibayarkan perbulannya sebesar Rp. 9.580.000. Siswa di madrasah ini juga dipungut uang E-learning dan website pertahun sebanyak Rp 50 ribu bagi 479 siswa. Total perbulannya mencapai Rp 23,95 juta. Terungkapnya persoalan itu mengakibatkan Kepsek MAN Model, Miswati Natalia enggan menemui wartawan. Bahkan dia memilih berdiam diri di ruangannya menghindari kalangan media. \" Ibu belum mau ketemu wartawan, dia minta lain kali saja wawancaranya, \" ujar salah satu staff TU kepada wartawan.
Polisi Turun Tangan
Sementara itu, aksi demo ratusan siswa/siswa MAN 1 Model Bengkulu, yang menuntut trasparansi penggunaan dana sekolah oleh Kepsek (Kepala Sekolah) memasuki babak baru. 10 orang perwakilan siswa dimintai keterangan diruang Sat Intel Polres. Salah satunya diperiksa tersebut adalah Ketua Osis Kasgoro Wijoyo, yang dianggap menggerakkan massa untuk menggelar aksi. Ketika dikonfirmasi Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono SH MH melalui Kabag Ops AKP Mada Ramadita SIK mengungkapkan kesepuluh siswa dibawa ke Polres bukan untuk menjalani pemeriksaan. Tetapi untuk diberi pengarahan mengenai mekanisme atau aturan untuk menyampaikan aspirasi dimuka umum.\"Bukan diperiksa, tetapi kita beri pengarahan mengenai undang-undang penyampaian aspirasi dimuka umum. Sebab kemarin itu mereka gelar aksi tanpa izin,\" jelas Kabag Ops. Ditambahkan Kabag Ops, diperoleh informasi bahwa para siswa tersebut akan melakukan penyegelan sekolah, sehingga diberi penjelaskan jika disegel akan banyak yang dirugikan. Pasalnya aktivitas sekolah akan lumpuh sehingga tidak dapat melaksanakan kegiantan belajar mengajar. Bila hal tersebut terjadi tentunya yang dirugikan adalah siswa sendiri. \"Kita juga mengarahkan kesiswa tersebut agar melaporkan bila memiliki bukti dugaan korupsi atau pengutan yang dilakukan oleh sekolah tersebut,\" ungkap Mada. Dijelaskan Mada, bila siswa tersebut melapor. Tentunya hal tersebut dapat dijadikan bahan agar kepolisian bisa melakukan penyelidikkan mengenai dugaan-dugaan korupsi atau pungutan yang dituding siswa dilakukan oleh Kepsek MAN 1 Model tersebut. Dari pantauan BE dilapangan, saat para siswa tersebut diberi pengarahaan sesuai yang disampaikan Kabag Ops diruang satuan intel Polres Bengkulu. Ada anak Kepsek MAN Model bernisial A juga datang dan menemui Kasat Intel. Tetapi belum diketahui mengenai apa perbincangan yang disampaikan oleh A yang diketahui merupakan seorang jaksa tersebut.\"Itu anak kepala sekolah,\" ujar siswa saat melihat A masuk tersebut. Kuat dugaan kedatangan A tersebut terkait dengan gejolak yang terjadi di sekolah yang diduga dipimpin oleh orang tuanya tersebut.(320)