BENGKULU, BE - Aksi main hakim sendiri yang menewaskan Febi Kurniawan (28) warga Desa Duku Ilir Kecamatan Curup Timur, terduga perampok tidak bisa dianggap sepele. Fenomena tersebut merupakan gambaran sikap masyarakat yang bosan dan benci terhadap aksi kriminalitas yang sering terjadi. \"Kemudian emosional meluapkan perasaannya terhadap kejahatan. Massa secara emosional akan melakukan tindakan anarkis itu,\" kata pakar hukum Universitas Bengkulu (Unib) Prof Dr Juanda. Juanda mengatakan sikap emosional masyarakat tersebut juga bisa terjadi akibat kekecewaan masyarakat, terhadap sistem penegakan hukum selama ini. \"Ini menunjukan masyarakat sudah kecewa terhadap sistem penegaan hukum secara umum. Misalnya menyangkut keputusan tidak adil, materi hukum yang lemah, tidak berpihak pada korban, dan sebagainya, yang dinilai belum mendiskripsikan keadilan bagi seluruh rakyat,\" katanya. Pun begitu, Juanda mengatakan, apapaun apapun alasannya, masyarakata tidak boleh main hakim sendiri, meskipun terhadap perampok sekalipun. \"Main hakim tidak dibenarkn oleh hukum. siapapun itu, tdak boleh mian hakim sendiri. walaupun kita sangat kecewa terhadap penegakan hukum, atau masyarakat sudah kecewa terhadap perampok sendiri,\" katanya. Sebab itu, menjadi perhatian oleh penegak hukum. Selain itu juga secara kontinu memberikan pandangan hukum terhadap masyarakat. \"Perlu peningkatan pemahakan hukum tentang proses penegakan hukum dimasyarakat, Jika budaya hukum sudah melekat pada masyarakat, dan hukum menjadi pedoaman, dirasa tidak akan ada main hakim sendiri,\" tegasnya. Berlanjut Penyelidikan kasus dugaan perampokan yang melibatkan Febi Kurniawan tetap dilanjutkan Polres Rejang Lebong. Sekalipun Febi telah tewas dihakimi massa. Kapolres Rejang Lebong AKBP Edi Suroso SH kepada wartawan menegaskan, pihaknya menemukan barang bukti berupa satu unit motor milik korban tanpa nomor polisi, 1 unit kunci T, 1 unit tang, kunci 12, pisau dan 1 unit pahat diduga milik pelaku Febi. \"Hanya saja kita menyayangkan dengan aksi anarkis warga main hakim sendiri, hingga pelaku tewas,\" ungkap Kapolres. Untuk tindakan kejahatan yang dilakukan Febi, Kapolres mengaku masih mendalami lebih jauh keterlibatan pelaku dalam kasus lain yang sama. \"Penyelidikan sementara berdasarkan keterangan saksi, pelaku ini melakukan aksinya sendiri. Pelaku tanpa menggunakan motor menunggu korban tidak jauh dari kediamannya, kemudian mengeksekusi motor korban dengan cara menendang hingga korban terjatuh,\" kata Kapolres. Sementara itu menyikapi maraknya aksi perampokan dan pencurian Polda Bengkulu menghimbau warga agar selalu waspada dan berhati-hati. \"Kita tidak menafikkan kalau sejak beberapa waktu belakangan ini aksi perampokan dan pencurian kembali marak. Makanya kita mengimbau seluruh warga meningkatkan kewaspadaannya dan menjadikan polisi bagi diri sendiri,\" kata Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Bengkulu Kombes Pol Dedi Iranto SH kemarin. Dedi mengatakan kewaspadaan itu, lanjutnya lagi, adalah merupakan salah satu upaya diri untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. \"Selain waspada untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan itu juga dibutuhkan kesigapan dan kehati-hatian,” ungkapnya. Selain itu dirinya juga mengingatkan agar dapat mengaktifkan kembali siskamling di lingkungannya masing-masing. \"Bukan hanya individu semata, melainkan seluruh warga masyarakat juga harus bertanggungjawab atas keamanan di kampungnya masing-masing,\" ujarnya. Dikenal Baik Suasana duka masih sangat terasa di rumah orang tua Febi Kurniawan (28) warga Desa Duku Ilir Kecamatan Curup Timur, terduga pelaku perampokan di jalan umum Desa Air Bang Siring Kecamatan Curup Tengah, yang tewas akibat bulan-bulanan masa, Kamis (14/11) lalu. Namun, wajah tegar dan sabar tergambar dari sosok Z Herni alias Niak, ayah kandung dari Febi Kurniawan. Ditemui Bengkulu Ekspress di kediamannya, Jum\'at (15/11) Niak lebih sering menyampaikan kata-kata nasihat kepada sanak keluarga yang datang untuk melayat ke rumah duka. \"Kita ini tinggal nunggu giliran saja, Bapak saya dulu mantan tentara yang gagah dan dihormati, sekarang sudah tua dan tidak mampu berjalan semuanya kehendak Allah,\" ungkap lelaki yang pernah menjabat Kepala Desa Duku Ilir itu. Niak mengaku sama sekali tidak mendapatkan firasat sama sekali, terkait musibah yang menimpa anak pertamanya dari dua bersaudara itu. \"Saya dapat kabar anak saya di rumah sakit, saya datang sudah meninggal. Saya tahu kabar anak saya meninggal karena diduga mencuri baru pagi ini (kemarin) setelah membaca koran. Setahu saya mendengar kabar ini saya langsung berdo\'a kepada Allah dan meminta izin untuk membawa anak saya untuk dimakamkan,\" terangnya. Diceritakan Niak, anaknya tersebut sejak kecil dididik untuk selalu jujur. Bahkan Niak berani menjamin jika kelakuan sang anak sejak masih tinggal bersamanya tidak pernah menipu apalagi pencuri. \"Hanya saja, sejak beristri Febi ini merantau di Pekan Baru membuka gudang, karena tidak beruntung mencoba keberuntungan menjadi sopir. Sekitar tanggal 15, Febi di Curup dengan tujuan untuk menebus SIM yang ditilang oleh polisi di Kota Bengkulu. Saya sudah minta anak saya itu pulang. Namun ia tidak juga ada kabar hingga terakhir mendengar kabar duka ini,\" kenang Niak. Febi sendiri telah menikah dua kali dan bercerai dengan istri pertama, bahkan kini telah memiliki dua anak yang masih kecil. \"Setahu saya anak saya itu baik, namun kita tidak tau manusia ini bisa berubah oleh lingkungannya. Jadi saya serahkan saja semua masalah ini kepada Allah,\" ungkap Niak lagi.(618/999/100)
Kepercayaan Hukum Memudar
Sabtu 16-11-2013,21:40 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :