BENGKULU, BE - Penyelenggaraan festival tabot tahun ini berpotensi ricuh. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bengkulu menggelar rapat pemantapan lintas kepanitiaan penyelenggara, kemarin.
\"Memang potensi kericuhan ada. Kita belajar dari pengalaman tahun kemarin saja sudah ada sering terjadi miskomunikasi. Seperti misalnya pernah ada ruang yang kita kosongkan dalam penyelenggaraan tabot tahun kemarin akhirnya menuai protes. Makanya kali ini kita lakukan rapat koordinasi pemantapan agar kericuhan tidak kembali terjadi,\" kata Kepala Disparbud Kota Bengkulu, Ir Kemas Zaini, kemarin.
Perpecahan yang sering terjadi, sambungnya, terutama berkenaan dengan adanya saling lempar tanggungjawab antara instansi. Namun setelah dibahas dalam rapat pemantapan tersebut, setiap pihak sudah saling menyamakan persepsi sehingga komitmen untuk menyelenggarakan festival tabot dengan kompak dan damai dapat dicapai.
\"Dengan rapat pemantapan ini kita juga telah mengambil keputusan mengenai lokasi tenda bazar untuk lapak pedagang dan area steril. Termasuk untuk penetapan lokasi panggung dan tamu undangan serta jadwal tentative kegiatan festival,\" tandasnya.
Senada disampaikan Kasi Angkutan pada Dinas Pertamanan dan Kebersihan (Distamber) Kota Bengkulu, Safuan Rizal dalam rapat tersebut mengutarakan, pihaknya menyarankan agar para pihak penyelenggara tidak saling menyalahkan, tetap solid dan kompak. Menurutnya, seluruh penyelenggaraan festival tabot dari awal hingga akhir merupakan tanggung jawab bersama diantara para peserta rapat yang hadir.
\"Biarlah cukup kemarin saja kita saling menyalahkan. Kita pegang bersama tanggung jawab ini. Sebaiknya dalam festival ini kita lebih menonjolkan prestasi kesenian dan kebudayaan kita. Jangan sekadar mencari untung,\" tandasnya.
Sebagai pengelola kebersihan, ia menambahkan, pihaknya berharap kepada para penyelenggara untuk memantau setiap peserta yang ikut serta dalam penyelenggaraan tabot tahun ini. Dia memastikan, pihaknya akan bersikap tegas terhadap pihak-pihak yang melanggar kesepakatan.
\"Kalau ada peserta tabot yang melanggar waktu pembayaran retribusi kebersihan, maka akan kami putus kontraknya. Apalagi terhadap mereka yang tidak membayar retribusi tidak akan pernah kami libatkan kembali. Sebab, kami ditarget PAD (Pendapatan Asli Daerah). Karenanya semua yang menjadi peserta wajib membayar retribusi kebersihan, tanpa terkecuali,\" imbuhnya.
Sementara Sekretaris Dewan Asyura Tabot Bengkulen, Ardiansyah mengatakan, pihaknya meminta agar segala informasi tentang adanya perpecahan di tubuh KKT (Keluarga Kerukunan Tabot) diabaikan. Menurutnya, Dewan Asyura Tabot Bengkulen akan mendukung soliditas diantara KKT untuk tetap berjalan bersinergi dengan pihak penyelenggara lainnya.
\"Tidak ada perpecahan. Kami dilahirkan oleh KKT dan tentunya kami akan patuh dan ikut pada keputusan KKT untuk menjaga soliditas dan kekompakkan,\" jelasnya.
Rapat ini dihadiri oleh hampir seluruh penyelenggara tabot 2013 tingkat Kota Bengkulu. Diantaranya ikut hadir Satlantas Polres Bengkulu, perwakilan Korem, Satpol PP, Dishubkominfo Kota, KKT Bencoolen, SPSI dan lainnya. (009)